14. Proud

387 61 6
                                    

Hikari keluar dari dalam toilet setelah sebelumnya sempat kewalahan namun berhasil ia atasi begitu dia selesai dengan urusannya diarea lapangan indoor, ia mencuci tangan serta wajahnya yang kemudian ia keringkan dengan sapu tangan yang dirinya bawa dari rumah.

Hikari menyempatkan diri untuk berkaca sebentar untuk merapikan rambut serta topinya lalu berjalan ke pintu toilet.

Ketika baru saja melangkah keluar dari pintu toilet, ia menoleh dan mendapati sosok Sakusa serta anak-anak dari Itachiyama yang ternyata menunggunya didekat pintu toilet.

Senyuman lebarnya merekah lalu menyimpan sapu tangannya itu.

"Semuanya! Selamat!" pekiknya riang.

Sebelum meladeni ocehan anak-anak tim Itachiyama yang sedang rusuh karena penampilannya, ia menatap ke arah Sakusa yang menguraikan salah satu tangannya dengan posisi telapak tangan yang mengarah ke atas.

Hikari menatap tangan kekasihnya itu sejenak lalu mengarahkan pandangannya pada Sakusa.

Menatap lekat kedua manik mata hitam kekasihnya.

"Selamat."

Satu ucapan yang mengartikan beberapa hal dalam satu kata dan Hikari menangkapnya walau dia lebih dominan berpikir jika ucapan selamat itu mengartikan kalau dia berhasil membuat semua orang jadi bahagia dan seru-seruan bareng berkat hiburan darinya tadi, gadis itu terkekeh dan tentu saja tangan kecilnya langsung menerima uluran Sakusa.

"Seharusnya aku yang bilang begitu padamu, Sakusa-san." sahutnya.

Kemudian tangan keduanya terurai, Hikari kemudian merogoh tas lalu mengoper minuman energi yang ia beli untuk Komori dan Sakusa tadi sebelum kemari, setelah mengoper kedua botol minuman itu Hikari pun berjalan beberapa langkah dan mendekati semuanya, biarpun sebelum benar-benar berdiri di posisinya Sakusa malah masih sempat-sempatnya bertanya.

"Ini botol udah kau sterilkan belum?" tanya Sakusa dengan tampang menyelidiknya.

"Kau kira aku bodoh sampai lupa segala, Sakusa-san?" balas Hikari balik lalu menoleh ke arah rombongan yang ternyata gantian mendekatinya karena langkahnya terhenti barusan ini.

Walau masih ada jarak di antara mereka dengan jarak yang normal dan fine saja seperti orang pada umumnya karena gadis itu memang tidak phobia akan hal apapun seperti Sakusa.

Sakusa dan Komori mengekor lalu berdiri tepat dibelakang Hikari setelah minum beberapa teguk, ketika Hikari menautkan kedua tangannya di belakang secara refleks dan memang tak ada maksud apa-apa, Sakusa justru diam-diam mengurai tangan kanan lalu meraih lembut jemari kecil Hikari.

Karena dia tau kalau Hikari sudah mencuci tangannya dari toilet barusan ini karena gadis itu menyimpan sapu tangannya tadi.

Biarpun sebenarnya Sakusa bete bukan kepalang karena Hikari tadi memakai jubah yang entah dari mana asalnya dan gadis itu mengenakannya di awal penutupan acara bahkan berkeringat di penghujung acara walau tidak parah, disisi lain dia berusaha tak mempermasalahkan mengingat Hikari itu anaknya masa bodo sih dan emang kelakuannya itu berlusin-lusin buat jadi belahan hatinya, ditambah dia kan habis bertanding juga.

Masa Hikari dimarahin karena badannya menempel kuman yang sama seperti dirinya dimana dia sendiri juga habis keringatan setelah bertanding?

Hikari tau itu tangan Sakusa karena ia hafal bagaimana kulit serta bentuk fisik dari tangan kekasihnya itu hanya dalam sekali sentuh saja, kemudian ia menopang tangan besar lelaki itu dengan jari-jari kecil tangan kirinya dengan tenang, sedangkan tangan kanannya kembali ke depan lalu bergerak seperti biasa karena sedang berinteraksi dengan yang lain.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now