25. After Accident

385 58 6
                                    

Berita tentang penyerangan atas Hikari oleh rombongan Aki ternyata terdengar sampai ke Karasuno, gadis itu tak tau berita itu bocor dari mana tapi untungnya hanya sekolahnya yang tau masalah ini.

Gadis itu dengan segera mengambil alih keadaan dan menjelaskan semua kronologis yang terjadi, lalu meminta anak-anak di Karasuno untuk merahasiakan ini karena Hikari sudah sepakat dengan pihak Akademi Itachiyama untuk merahasiakan ini sebelumnya.

Dan untungnya mereka setuju, karena yang paling penting adalah Hikari.

Semuanya merasa lega melihat keadaannya yang baik-baik saja, ya karena Hikari emang kebal kok ama kelakuan penyerangan fisik.

Kini dia baru saja mengganti seragam sekolah dengan seragam latihannya, dia berjalan ke aula gym dan membuka pintu, membuat anak-anak klub yang baru saja menoleh ke arahnya terpekik terkejut.

"Hikari?! Luka-lukamu sampai kaki begitu!" pekik Suga begitu mendekati Hikari, gadis itu meringis.

"Ini alasan kenapa aku selalu memakai seragam putra ku, biar anak-anak nggak kaget lihat luka-luka yang aku derita kalau abis berkelahi atau apa. Tapi tidak apa-apa, Suga-san! Luka-luka ini tidak seberapa jadi tak usah khawatir! Yang lain juga!" balasnya bersemangat.

Yah, ini bukan kali pertama Hikari terluka sebenarnya.

Hanya saja luka yang ia derita kali ini bikin syok siapapun yang melihatnya terutama anak-anak di klub, mereka yang selalu melihat Hikari mengenakan pakaian latihan jadi kaki serta lengannya itu ter ekspos begitu saja mengingat setiap kali latihan itu mengenakan kaos putih polos serta celana pendek sepaha berwarna hitam.

Hikari memegang bandulnya, dia ingin melepas kalung yang tergantung cincin pernikahannya itu.

Hanya saja dia takut ketahuan, ditambah pihak sekolah sendiri tidak tau baik dari Hikari maupun Sakusa sendiri sudah menikah sejak bulan kemarin, begitupun dengan teman-temannya.

Helaan nafas terdengar sebelum ia melangkah ke lapangan untuk latihan, Hikari bergerak dengan gesit dan berhati-hati agar luka jahitannya tidak kena hantam bola yang digunakan untuk latihan tentunya termasuk luka di bibirnya, dan ia latihan bersama yang lain sampai malam menjelang.

Dikala sedang membereskan semua bola yang berserakan, pintu aula gym terbuka dan menampakkan Takeda-sensei yang muncul dari pintu aula yang terbuka saat ini.

"Udai-chan!"

Panggilan sang guru membuat gadis itu menoleh ke arahnya.

"Iya, Takeda-sensei?" tanyanya.

Gadis itu mendekati beliau ketika sang guru terlihat termangu menatap secarik kertas yang ada ditangannya saat ini, ia menatap Takeda-sensei dengan tatapan bingung karena tak ada respon serta reaksi sejak gadis itu berdiri dihadapannya.

"Sensei?" tegur Hikari.

"Kau tidak apa-apa?!" pekiknya di akhir sembari menegakkan tubuhnya setelah sebelumnya tertunduk selama beberapa saat sembari mengatur nafasnya yang acakadut alias tak beraturan karena berlari dari ruang guru ke aula gym setelah mendengar kabar anak asuh kesayangannya itu, membuat Hikari terkejut dan terpelongo melihat kelakuan sang guru yang pada akhirnya membuatnya terbahak.

Membuat rasa sakit pada sudut bibirnya tak terasa karena kelakuan gurunya itu benar-benar memancingnya tersenyum bahkan tertawa tanpa mengingat rasa sakit pada lukanya itu.

"Astaga! Ku pikir ada apa, ternyata Sensei panik karena keadaanku? Hahah. Seperti yang Sensei lihat, aku baik-baik saja! Jangan khawatir, ini bukan pertama kalinya aku terluka seperti ini dan kalian melihatnya termasuk Sensei sendiri, kan? Yah, biarpun selama ini paling hanya luka lecet kecil-kecilan satu atau dua saja yang selalu kalian lihat, dan baru kali ini lihat keadaanku separah ini. Tenang saja, luka seperti ini sering aku terima pas masih kecil sampai SMP dan berhasil ku sembunyikan dengan sempurna dibalik balutan seragam, tak pernah ter ekspos seperti ini sebelumnya karena aku tak pernah ikut kegiatan klub dulu." terang Hikari.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now