32. Kehadiran

349 54 2
                                    

Sakusa celingukan kesana kemari mencari keberadaan Hikari dan juga Komori yang belum juga tiba ke gedung olahraga saat ini, entah kenapa dia merasa bete dan was-was sendiri saat ini.

Sampai akhirnya sebuah cuilan halus beberapa kali mendarat di lengan kirinya, membuat Sakusa menoleh ke arah sumber cuilan tersebut dan mendapati kini Hikari berdua Komori tengah nyengir lebar ke arahnya dan gadis itu juga melambai kecil.

Sakusa mendapati gadis kecilnya ternyata tengah mengenakan hoodie serta topi hitam miliknya, tak lupa masker hitam karena Hikari tak ingin kelihatan tengah bersama Komori saat ini karena mereka mendampingi lelaki itu untuk bertanding.

"Bingung nyariin kita ya, Mas? Paketnya dah nyampe nih dengan aman. Gak usah dicariin kemana-mana lagi." goda Hikari, membuat Sakusa langsung mencubit gemas kedua pipi sang istri dengan sayang.

"Kau benar-benar menyebalkan, bocah tengik." balas Sakusa sebal, tapi sayang pake banget.

Unch.

Sa ae bambang gayanya ye kan.

"Kiyoomi, jangan galak." tegur Komori, membuat sang sepupu menatapnya sama bete.

"Bukan urusanmu." sahutnya setelah melepas cubitan gemas dan sayangnya dari pipi Hikari, kemudian dia mengelus puncak kepala Hikari dengan sayang.

"Sudah makan sebelum kemari?" tanyanya pada Hikari, gadis itu mengangguk.

"Udah, tadi Kakak buatin udon daging." jawabnya.

"Eh? Kakak buat udon daging? Kok gak bilang-bilang? Tau gini aku minta dibawain." sahut Komori yang langsung mendapat geplakan kasih sayang dari sepupu tercintanya, siapa lagi kalau bukan Sakusa.

"Jangan kebiasaan merepotinya, bodoh."

Komori hanya terbahak, kemudian Sakusa menatap lekat sang istri dan gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali dengan tatapan bingung, membuat bulu mata nya yang kini sudah panjang, tebal dan lentik itu ikut bergerak dengan tampangnya yang kini terlihat lucu dan menggemaskan layaknya anak kecil yang kelewat polos.

Padahal dari awal bulan lalu udah 'ahem-ahem' ama lakinya, polos dari mana?😂

Hikari udah nggak sepolos itu bung sejak Sakusa mengambil 'hak' selaku suami dari si kecil Karasuno ini.

Ya udah lah.

"Kamu terlihat sedikit tenang pagi ini, ada sesuatu?" tanya Sakusa penasaran.

Komori yang mendengar itu jadi berjengit kaget sendiri tapi Sakusa tak menyadarinya, Hikari dengan tenang dan tau harus bersikap tenang seperti biasanya jika berusaha merahasiakan sesuatu pun nyengir dengan tampang pura-pura bego.

"Kamu mau aku jungkir balik terus jadi kena ghibah se kampung gara-gara ketauan lagi sama Motoya disini, terus nemenin kamu? Kamu tau kan, kalau hubungan kita gak bisa go public sampai ada waktu yang tepat buat ngumuminnya? Jangan aneh-aneh deh, Omi-kun." ucapnya sambil mempoutkan bibir setelahnya, bete.

"Ya nggak gitu sih, maksudku." bantah Sakusa.

"Kalo gak gitu ya udah dong, jangan nyuruh aku macem-macem."

Sakusa tersenyum lembut, kemudian dia meraih lembut belakang kepala Hikari dan dia menyempatkan diri mendaratkan ciuman di puncak kepala gadis itu walau tidak lama, sebelum orang-orang menyadari tindakannya.

Hikari merona dibuatnya.

"Ku titip dia padamu selama di tribun, Motoya." ucap lelaki itu.

"Serahkan padaku, kau bersemangatlah selama bertanding." balasnya.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now