39. The Day of Birth

481 68 14
                                    

"Eungh ..."

Pagi ini Hikari mengeluh pelan karena merasa terusik ditengah tidurnya, ia merasa perutnya sedikit sakit dan rasa sakit itu tidak seperti biasanya. Hal itu membuatnya bangun dikala jam sendiri masih menunjukkan pukul 6 pagi waktu setempat, gadis 17 tahun itu mengerjapkan dan memfokuskan kedua retina mata abu-abunya sejenak sampai fokus kedua manik matanya berhasil terkumpul dengan sempurna.

Hikari melirik kesampingnya dan mendapati Sakusa masih terlelap disampingnya mengingat hari ini hari minggu, jadi suaminya itu bisa santai untuk hari ini. Pandangannya kini beralih ke area dekat box bayi yang sudah ditaruh di sisi kirinya saat ini dan di lantai dekat box bayi sudah tersusun barang-barang keperluannya untuk bersalin mengingat tinggal menghitung hari lagi menjelang kelahirannya.

Iya ya ... Tinggal hitung hari lagi, perasaan baru kemarin deh nikah sama hamil, eh tiba-tiba udah dipenghujung aja. Batinnya, ia kemudian menatap kearah perutnya yang sudah membuncit sempurna saat ini dimana usia kandungannya sudah 39 minggu.

Hikari mengangkat salah satu tangannya lalu mengelus perutnya lembut, sampai selang beberapa detik tiba-tiba dia merasa area kasur yang sedang ia duduki ejak terbangun barusan ini basah. Membuatnya spontan menyibak selimut yang menutupi area pinggul dan kedua kakinya, kedua matanya melebar ringan sesaat.

"Eh?"

Ucapan yang terlontar dari mulutnya secara tak sengaja itu membuat Sakusa terbangun, dia memfokuskan retina kedua manik matanya dan mendapati Hikari terlihat menahan sakit saat ini sambil memegangi perutnya, hal itu membuatnya langsung duduk seketika dan menyibak selimut dengan benar dan betapa terkejutnya dia ketika mendapati air ketuban Hikari sudah pecah, tapi gadisnya itu justru tidak membangunkannya.

"Ai-chan, ini air ketubannya pecah! Sejak kapan?" tanya Sakusa cemas sembari turun dari kasur dan langsung berganti pakaian dengan gesit setelah menyikat giginya saja tana mencuci muka.

"Li ... lima menit lalu ..." keluh Hikari ditengah keadaan yang sedang berusaha mnahan sakit yng mulai menjalar saat ini, lima menit itu sudah tergolong cukup lama dan bisa-bisanya dia menahan rasa sakit itu tanpa membangunkannya.

Sungguh, Sakusa sudah tidak kepikiran untuk membersihkan tubuhnya lagi, dia kontan grusukan kesana kemari dan menyusun semua tas yang sudah berisikan semua kebutuhan untuk persalinan Hikari saat ini, dia juga langsung mengambil ponselnya dan mengetik serta menelepon Komori melalui ponselnya.

Dan betapa beruntungnya Sakusa karena sepupunya itu langsung mengangka teleponnya dengan segera karena Komori sendiri sudah bangun dari 15 menit yang lalu.

"Halo, Omi, kena--"

"Hikari mau melahirkan, kau dirumah yang ada di area Miyagi kan? Cepat kemari bawa mobilmu! Kita harus kerumah sakit sekarang! Kami cuma berdua dirumah, semua kendaraan dipakai dari kemarin dan orang rumah belum ada yang pulang sampai sekarang, gesit!"

Mendengar ucapan itu, tanpa ba bi bu lagi Komori yang memang sudah siaga juga demi keluarganya itu langsung mematikan telepon dan langsung mengambil kunci mobil setelah memastikan semua kondisi rumah aman untuk ditinggal pergi, dia pun dengan gesit langsung mengeluarkan mobil lalu memacu kecepatan kendaraannya itu dengan segera dan tiba dirumah keduanya lima menit kemudian, meningat jarak yang tak terlalu jauh ditambah Komori juga kntan ngebut bawa mobil, jadi wajar saja cepat sampai.

Komori mendapati kini Sakusa sudah menggendong tas yang berisikan perlengkapan dipunggungnya di depan pagar rumah, tambah Hikari sendiri juga berada digendongannya dengan posisi bridal, dia benar-benar mengabaikan semua beban berat yang ada ditubuhnya saat ini saking cemas dan khawatirnya dia begitu sudah memastikan rumah aman untuk ditinggal.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now