Chapter 01

86.2K 2.1K 23
                                    

"Nara kau tidak pulang?" tanya Vanya, sahabat karib Nara.

Nara yang merasa dipanggil pun menengok. "Oh, iya sepertinya aku harus lembur hari ini. Pekerjaanku belum selesai" jawabnya kembali mengalihkan pandangannya.

Jari jari tangannya kembali menari nari diatas komputer, dan pupilnya melebar kala ada setiap kata yang dianggapnya sulit.
Vanya yang melihat tingkah Nara hanya menggela nafas panjang. Tingkah Nara tak pernah berubah sejak SMP. "Baiklah, aku akan pulang dulu kalo begitu"

"Oh iya. Hati hati ya" jawab Nara mengalihkan perhatiannya sebentar. Ia melihat punggung sahabatnya yang menjauh.

"Semangat Nara! I love you!" teriak Vanya kala sudah didepan lift perusahaan. Kedua tangan perempuan itu terangkat seolah olah memberi semangat Nara dari situ.

"Hmm" gumam Nara tak mau meneladani tingkah Vanya yang konyol, setelah sahabatnya masuk kedalam lift ia kembali berkutik dengan komputernya dan semua berkas berkasnya.

Nara Aurelly, seorang gadis berumur 23 tahun, Nara lahir dikota Malang. Ia asli keturunan Indonesia, hanya saja ayahnya orang Jawa dan ibunya orang Manado. Membuat wajahnya sedikit berbeda pada orang Jawa umumnya. Nara terlahir sebagai anak bungsu, kakaknya seorang laki laki yang mempunyai umur terpaut 7 tahun darinya. Kakak laki lakinya itu sangat menyayangi dirinya, karena hanya dia satu satunya saudara yang ia punya.

Namun sayangnya setelah kakak laki lakinya menikah, ia harus meninggalkan Indonesia karena harus ikut bersama istrinya dinegara aslinya. Canada. Dan hanya tertinggalah Nara seorang diri bersama kedua orangtuanya. Setelah beranjak dewasa Nara memilih untuk bekerja di Jakarta, ia berniat ingin menjadi seorang perkantoran. Karena itulah cita citanya sejak kecil. Awalnya orangtuanya tak mengijinkan karena tak tega pada keselamatan putri tunggalnya.

Jika dipikir pikir Nara memang tak tega jika harus meninggalkan kedua orangtuanya sendirian dikampung halamannya. Namun dikota itu juga ada beberapa sanak saudara dari ayahnya membuat nyali Nara untuk bekerja diJakarta semakin nyata. Sampai akhirnya orangtuanya memberikannya ijin padanya, asal dengan satu syarat.

"Jaga dirimu baik baik"

Nara masih mengingat dengan baik nasehat ibunya kala itu, ia juga masih merekam jelas bagaimana eratnya pelukan terakhir kedua orangtuanya saat ia akan pergi meninggalkan semuanya disana. Nara sendiri tak tega kala melihat air mata ibunya jatuh saat ia melambaikan tangannya sebelum naik kedalam bus.

Nara memang sudah merencanakan semuanya dengan matang. Bagaimana dengan hidupnya nanti disini dan bagaimana ia tinggal serta makan minum. Saat di SMP ia mempunyai satu sahabat yang amat baik hati, tak pernah terpikirkan olehnya bahwa seorang itu yang akan tetap menemaninya sampai saat ini. Dia Vanya.

Waktu itu Vanya memberinya kabar bahwa ada lowongan pekerjaan ditempatnya ia bekerja, disebuah perusahaan yang amat Nara nanti nantikan. Tanpa berfikir dua kali Nara melamar disana dengan keberanian yang penuh. Ia tak perduli jika akhirnya mengecewakan namun yang pasti ia sudah mencobanya. Sampai akhirnya ia diterima dan dirinya satu kelompok kerja dengan Vanya.

Setiap bulannya Nara membayar uang sewa rumah, makan, minum, bahkan mandi dan semuanya pada Vanya karena ia sudah merepotkan sahabatnya itu dengan tinggal dikost-kostannya.

Namun saat ia sudah bekerja selama setahun disini. Ia sudah cukup mempunyai simpanan untuk menyewa rumah sendiri. Dan ia tak perlu merepotkan Vanya kembali. Tak hanya itu setiap minggu ia juga mentransfer uang pada orangtuanya.

Falling Love With Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang