Chapter 28

14.3K 692 18
                                    

"Oke. Kalau aku ada salah apapun itu, aku minta maaf sama kamu. Kita baikan ya, jangan marah kayak gini lagi. Aku gak suka kamu marahin, aku gak suka kamu cueki aku seakan akan aku orang lain dalam hidup kamu Al"


Alva menghela nafas panjang.

Tidak bisa.

Ia harus bertindak.

Jika tidak maka semua akan selalu rumit.

"Maura"

"Iya?" jawab Maura ditelfon.

"Aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu"

Maura memainkan ujung kuku tangannya. "Hm baiklah. Apa itu?"

"Tapi sebelumnya bolehkah aku meminta satu hal padamu?"

"Apa?"

"Jangan marah pada siapapun, jangan mencelakai dirimu sendiri. Tapi jika kamu ingin marah, marahi saja aku"

Alis Maura tertekuk. "Maksudnya?"

Alva terdiam beberapa saat.

Hening, hanya ada suara hati masing masing.

"Maaf" ucap Alva

"Untuk apa?"

"Semuanya"

"Alva jangan berkata bertele tele. Katakan dengan-"

"Tunanganmu itu Arvin bukan aku" Alva berkata lirih, nyaris tak terdengar.

Maura menghentikan ucapannya sesaat.

Otaknya masih berfikir dengan setiap kata yang dilontarkan Alva, tunangannya.

Arvin?

Maura tertawa sumbang.

Tidak mungkin.

Tidak mungkin pria itu yang menjadi tunangannya.

Bukan tunangannya selama ini Alva?

Lalu kenapa ada nama Arvin disini?

Maura tertawa ringan. "Alva aku sudah mengantuk jadi jangan berbuat lelucon padaku. Jika mau besok saja ya"

"Ini bukan lelucon Maura. Ini nyata, Arvin itu tunanganmu yang sesungguhnya"

Lagi lagi ucapan Maura dipatahkan begitu saja.

Air matanya menetes. Hatinya terasa sangat sakit, bak diremas dan ditikam jutaan pisau.

"Hiks"

Alva terdiam mendengar suara isak tangis Maura. Ia kenal dengan Maura, sangat kenal malah.

Maura dikenal dengan sisi sombongnya, sinis, suka mengatur dan seenaknya sendiri, tapi disisi lain Alva juga tahu bahwa Maura menunjukan sisi itu hanya untuk menutupi beribu ribu luka.

Falling Love With Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang