Seorang pria tinggi berkulit putih pucat turun dari mobil mewahnya. Diikuti seorang wanita berwajah bule dan menggandeng tangannya mesra.
"Papa bantuin!" teriak anak kecil.
Pria itu menoleh dan menemukan anaknya yang kesusahan untuk turun dari mobil. Usianya baru dua tahun. Membuatnya selalu takut dengan ketinggian.
Pria itu mendekati anaknya lalu menggendongnya dan menghampiri kembali istrinya yang sibuk mengeluarkan koper dari dalam bagasi.
Ia mengambil satu koper dari tangan istrinya. "Udah?"
Wanita itu mengangguk. "Udah, tapi yang satu masih dibawa Pak John"
Lelaki tinggi itu mengangguk paham, lalu berjalan bersandingan dengan sang istri dan anak perempuannya dalam gendongannya.
"Berapa jam kita akan sampai di Indonesia nanti?" tanya sang wanita.
Ketiganya sudah sampai diarea bandara, dan siap menunggu.
"Sepuluh jam!" teriak anak perempuannya girang dan mengangkat tangannya ikut berbicara.
Pria itu terkekeh. "Belum pasti" ucapnya lalu memandang anaknya. "Jika pesawatnya besar kita akan cepat sampai sayang"
Anak itu terlihat berfikir. "Lalu jika pesawatnya kecil pa?"
"Kita tidak akan sampai sampai" jawabnya terkekeh diikuti sang istri.
"Bukankah tujuan pertama kita untuk menemui Ayah dan Bunda mu dahulu?"
Pria itu mengangguk. "Tentu saja, aku sangat merindukan mereka"
"Aku juga sudah lama tidak bertemu gadis kecil itu" lanjutnya
"Siapa? Nara adik kita?"
Pria itu tersenyum. "Iya, tetakhir kali aku melihatnya dia menangis kepadaku dan memintaku jangan pergi. Mungkin sekarang dia sudah tumbuh menjadi gadis cantik"
"Seperti Calle?" celetuk anak itu.
Pria itu mencium pipi gembul anaknya, lantas tertawa. "Iya kamu sangat cantik, seperti ibumu, tantemu juga nenekmu"
🍂
Nara memberhentikan langkahnya disebuah toko pakaian. Hari ini adalah akhir weekend dan dirinya ingin berbelanja sendirian.
Jalan jalan sendiri, menikmati suasana kota sendiri. Kali ini ia pergi ke sebuah mall dengan beraninya. Pasalnya jarak rumahnya dengan mall cukup jauh. Bahkan Nara sendiri harys menunggu satu jam di bus untuk datang kesini.
Tanpa sepengatahuan siapapun.
Karena hari ini dirinya tak ingin diganggu oleh siapapun.
Drtt drtt
Tiba tiba ada panggilan masuk, dan itu dari Alva. Seseorang yang saat ini paling ia hindari.
Nara mematikan daya ponselnya tanpa mengangkat panggilan Alva. Ia marah pada pria itu.
Tentu saja karena semalam Alva menciumnya tanpa seijinnya!
Malam itu Nara langsung masuk kerumahnya dan menghiraukan ucapan Alva.
"Aku masih marah tau!" geram Nara berbicara sendiri sambil memilih milih pakaian.
Nara membelalak melihat harga kaos yang dipegangnya. Hanya kaos polos bermotif bunga mawar tapi harganya selangit.
"600 ribu, harga apa itu?! Bajuku saja 30 ribu" lirih Nara takut kedengaran orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Love With Boss
Ficción GeneralMemiliki anak diluar nikah bukanlah impian semua perempuan, namun hal itu terjadi pada Nara. Ketika ia ingin fokus mengejar karir dan bahagia bersama pasangannya tiba tiba takdir atas dirinya berubah total semenjak ia mengenal siapa itu Alvaro ===...