Chapter 10

27.2K 864 6
                                    

Mulut Nara ternganga. Kedua bola matanya tak berkedip sejak dua menit yang lalu dan tubuhnya tetap pada posisinya yaitu didepan pintu kamar hotelnya.

Ia kira ucapan Alva pagi tadi hanya main main saja atau hanya untuk mengerjainya saja. Tapi nyatanya? Memang benar kalo ucapan itu sebuah janji apalagi yang mengucapkan itu bosnya. Manusia yang super dingin.

Bagaimana ini? Gerutunya

"Kenapa diam?" tanya Alva memasukan salah satu tangannya kedalam saku celananya. Bergaya cool

Nara meneguk ludahnya susah payah. Penampilan Alva malam ini sangatlah keren. Kemeja putih panjang dan celana jeans hitam. Hanya dengan penampilan seperti itu saja namun di mata nya laki laki itu menampilkan aura yang sangat dewasa. Berbeda jauh dengan sifatnya selama ini.

Lalu tak lama kemudian ia menatap dirinya sendiri. Ia hanya memakai kaos kuning cerah berlengan pendek dan rok biru dongker bermotif polkadot.

Apakah ia pantas bersanding dengan Alva malam ini? Alva yang sangat berbeda jauh dengannya. Lalu bagaimana tanggapan orang orang nantinya? Banyak pertanyaan muncul dalam benaknya.

"Tadi bengong sama diam sekarang kenapa lagi? Kayak cemas gitu?"

Nara mengerjakan pelan. Ia tak menyangka jika Alva akan berkata sepanjang itu. Biasanya hanya menjawab ya atau tidak. Bahkan pria itu sempat bertanya padanya.

"Enggak apa apa kok pak" lirihnya menunduk dan meremas jari jari tangannya sendiri.

"Kamu mau sampai kapan disitu? Saya capek lo nungguin kamu disini terus. Saya manusia bukan robot" datar Alva kembali kesifat nya.

Yang ngomong robot juga siapa?

"Kalo gitu saya ganti ba-"

"Kamu mau saya nunggu kamu lagi?" ucap Alva tetap datar.

Nara kebingungan. "Ha?"

"Saya ngak suka nunggu" singkat Alva memilih pergi duluan.

Nara melotot. "Tungguin saya!" serunya dan segera mengunci pintu kamar hotelnya.

Setelah berada didalam mobil keduanya sama sama terdiam. Alva yang fokus menyetir dan Nara yang fokus menghalu sendiri.

Seingatnya dulu pada saat mereka kesini Alva tidak membawa mobil. Malahan mereka berangkat memakai pesawat. Benar bukan?

Lantas ini mobil siapa? Batinnya

"Pak"

"Hm" dehem Alva cuek

"Ini mobil siapa pak?" tanya Nara pelan. Ia takut menyinggung perasaan Alva.
"Soalnya saya lihat bapak ngak bawa mobil kesini" sambungnya.

Alva tak menjawab beberapa saat. Membuat Nara mendengus.

"Mobil saya" ujar Alva

Nara sontak menoleh. "Kok bisa?" refleknya bertanya.

"Kenapa ngak bisa?" balik tanya Alva membuat Nara kelimpungan sendiri.

"Saya suruh Doni yang antar kesini" lanjut Alva melihat Nara yang kesulitan menjawab.

Doni? Siapa? Tanya Nara dalam hati lagi.

"Doni siapa pak?" ia ingin bertanya seperti itu tapi ia takut jika ia sudah terlalu lancang. Makanya ia urungkan niat bertanyanya itu.

45 menit kemudian

Mobil yang ditumpangi keduanya sudah berhenti. Alva melepas sabuk pengamannya begitu juga dengan Nara.

Nara menatap kesekeliling.

Falling Love With Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang