Chapter 03

40.3K 1.1K 4
                                    

"Daniel"

Nara menatap lekat wajah seorang pria yang didepannya kini. Yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.

Tatapan Nara berubah menjadi sendu, dengan gerakan cepat ia memeluk tubuh gagah itu. "Aku kangen" lirihnya mempererat pelukan pada pinggang kekasihnya ini.

Daniel terkekeh melihat tingkah manja pacarnya. Ia membalas dan tersenyum hangat. "Manja" cibirnya

Nara melepas pelukan itu dan mencebik. "Ih nyebelin. Orang aku kangen juga masa ndak boleh?" protes Nara dengan gemasnya dimata Daniel

"Iya iya. Aku juga kangen secara kita dua bulan nggak ketemu" jawabnya mengelus punggung kecil Nara.

"Aku kangen" gumam Nara terus menerus.

Setelah beberapa detik berada dalam posisi seperti ini akhirnya Nara melepaskan dahulu pelukan itu. "Kok kamu ada disini?" bingungnya juga memperhatikan pakaian Daniel hari ini.

"Ngapain kamu ke kantor aku?" sambungnya masih dengan nada heran.

Daniel tergelak. "Ini kantor kamu?" godanya.

Nara mendengus kesal. "Kantor tempat aku kerja" sarkasnya menatap geram kearah Daniel.

"Lagian sih kamu ngomongnya salah terus" jahil Daniel menjawil ujung hidung lancip Nara.

"Terus kamu ngapain kesini? Pake ginian segala?" tanya Nara beruntun tak menggubris godaan Daniel.

"Yang seharusnya tanya kan aku. Kamu ngapain masih disini secara ini sudah jam berapa? Kamu ngak takut dipecat?"

Nara tersentak, ia seakan akan mendapat penglihatan bintang jatuh secara beruntun runtun didepannya. "Ah iya aku lupa! Aku ada rapat hari ini. Daniel aku duluan ya, nanti aku telfon kalo ada waktu. Byee!" teriak Nara yang sudah melepas pelukan dan berlari kedalam kantor.

Daniel tertawa kecil melihat tingkah pacarnya yang masih saja seperti anak kecil. Padahal baru ketemu sudah harus pisah lagi.

Tiba tiba getaran didalam sakunya membuatnya tersadar dari lamunan. Ia mengangkat panggilan dari sekretarisnya.

"Ya?" tanyanya yang langsung berubah menjadi nada datar.

"....."

"Hm. Kamu tenang aja"

"....."

"Saya akan kalahkan dia"

🍂

"Kamu kemana aja sih?!" tanya Vanya sedikit membentak. Ia kesal dengan sikap lelet Nara

"Ya maap. Soalnya tadi aku bangunnya kesiangan, kan kemarin malam aku lembur" jawab Nara memberi alasan.

"Hilih, terus aku lihat dilobi kantor ada orang peluk pelukan siapa coba?" cerocos Vanya tak ingin kalah dari Nara.

Nara yang sadar jika Vanya sedang menyindirnya hanya cengengesan. Ia tahu temannya kini sedang kesal padanya karena ia terlambat sedangkan Nara tadi mengirim pesan pada Vanya untuk menunggunya dulu.

Nara memeluk lengan kiri Vanya, persis seorang balita yang bermanja manjaan dengan ibunya. "Maaf ya.. Kamu maafin aku kan?" rengeknya.

Vanya mendengus kecil. "Udah sana, aku mau pergi"

Nara melengkungkan bibirnya kebawah. "Yah marah beneran" gumamnya pelan dan melepas rengkuhan pada lengan Vanya.

Falling Love With Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang