Chapter 27

14.4K 753 15
                                    

Malam hari adalah suasana paling nyaman untuk merenung. Tempatnya diatas balkon,menyendiri hanya dengan secangkir kopi pahit. Tak ada yang mengusik atau mengganggunya.

Semuanya tenang, sunyi dan damai.

Tapi hatinya saat ini sedang tidak damai.

Alva menghela nafas panjang.

Tangannya semakin menggenggam erat pembatas balkon.

Dirinya geram.

Dirinya kesal.

Malam sudah menunjukan pukul 12 malam, tapi nyatanya Alva tak dapat tertidur dengan tenang, akibat kejadian sore tadi.

Bisa bisanya Nara kembali tersenyum pada Daniel-Daniel itu.

Tentu saja, sebagai calon ayah dari bayi yang dikandung Nara dirinya merasa kesal melihat perempuan itu tersenyum manis kearah pria lain.

"Hah" keluh Alva membalikan badannya dan duduk sambil meminum kopinya kembali.

Ting

Alva merogoh saku celananya dan membuka pesan.

Maura
Bisakah kamu ke apartemen ku sekarang?
Aku tidak bisa tidur, temani aku...

Alva berdecih pelan. Kenapa tiba tiba tunangan palsunya itu mengirim pesan malam malam begini?

Dan apa? Meminta dirinya menemani tidurnya?

Murahan sekali.

Alva tak pernah menjelekan atau menghina perempuan. Tapi entah kenapa dekat dengan Maura membuatnya terus bergumam dalam hati dan menilai segala tingkah wanita itu.

Seharusnya wanita itu tahu malu, dengan dirinya meminta bantuan pada siapa dan bantuan apa yang diperlukan.

Alva
Tidak, aku repot.

Maura
Kenapa?😫

Alva
Sudah kubilang aku repot!

Alva mematikan ponselnya dan menggeletakannya sembarangan diatas meja. Moodnya hari ini hancur gara gara dua perempuan.

Yang pertama, perempuan yang ia cintai.

Dan yang kedua, perempuan yang mempersulit jalan hidupnya.

Tringg tringg tringgg..

Alva lagi lagi menggeram. Maura menelfonnya.

Mau apa gadis ini? Batin Alva marah.

Bukankah dirinya sudah bilang kalau dirinya repot, atau setidaknya perempuan itu mengerti maksudnya kalau dirinya menolak tawaran itu.

Alva menolaknya.

Tringg tringg tringg

Kali ini Alva mengangkatnya. Sudah habis kesabarannya menghadapi sifat Maura.

Baru saja mulutnya terbuka untuk berbicara, suara gadis disebrang sana membuatnya lemas tak berdaya.

Falling Love With Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang