Happy Reading❤
Mohon dikoreksi ya kalo ada typo..
^°^
"Nama saya Nara" jawab Nara dengan sopannya dan menunduk satu kali.
Alva yang mendengar jawaban karyawannya itu hanya mengangguk sekilas. "Terima kasih kopinya" ucapnya dan berlalu pergi
Sedangkan Nara masih berdiam diri, dengan teh hangat ditangannya. Matanya menatap punggung lebar bosnya yang semakin menjauh dan jauh.
Nara memilih melanjutkan perjalanannya dan kembali ketempat kerjanya. Masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini, karena besok berkas yang ia kerjakan akan digunakan untuk rapat perusahaan besok.
22.19
Nara merentangkan kedua tangannya, rasanya sangat pegal dan nyeri dimana mana. Malam semakin larut dan dirinya baru saja menyelesaikan pekerjaan ini.
"Egh. Akhirnya!" seru Nara dengan mulut menguap. Ia benar benar ngantuk sekarang, dan ia ingin segera pulang lalu tidur manis. Melepaskan rasa lelah ini.
Nara membersihkan meja kerjanya. Yang tadinya berantakan menjadi bersih. Ia menenteng tasnya dan berlalu dari sana.
Entah keberuntungan dari mana, tiba tiba saat didepan lift seseorang juga datang kearahnya.
"Pak Alva" sapa Nara tersenyum manis.
Alva menoleh sekilas dan detik itu juga ia mengerutkan keningnya lama. "Siapa?"
Nara tersentak kecil. "Sa-saya Nara" jawabnya cepat.
Masa lupa sih? Batin Nara berkecamuk.
Alva terdiam, entah dirinya tahu dan mengingat siapa gadis disampingnya ini atau tidak juga yang pasti kedua orang itu kini saling terdiam menunggu lift terbuka.
Ting
Lift pun terbuka dan dua orang itupun masuk. Suasana menjadi canggung bagi Nara, namun entah bagi Alva.
"Bapak mau pulang?" tanya Nara membuka pembicaraan. Setelah sekian lama terdiam.
"Hm" gumam Alva tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Kini Nara hanya bisa terdiam sambil mengetuk ngetukan sepatunya pada lantai lift. Sampai akhirnya seorang disampingnya menyimpan ponselnya dalam saku celananya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Alva mengalihkan pandangannya menjadi menatap kearah Nara.
"E-eh? Ah, tidak". Elak Nara memalingkan wajah.
Sial, ia baru saja ketahuan menatap wajah bosnya sendiri. Mau ditaruh dimana mukanya nanti?
Sampai akhirnya pintu lift pun terbuka dan kedua orang dewasa itu keluar. Nara mengerutkan dahinya saat pertama kali objek yang dia lihat adalah parkiran.
Dan ia baru sadar jika Alva tadi memencet tombol lantai dasar, namun bukannya kejalan keluar malah keparkiran dimana mobilnya terpakir rapi sendirian disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Love With Boss
General FictionMemiliki anak diluar nikah bukanlah impian semua perempuan, namun hal itu terjadi pada Nara. Ketika ia ingin fokus mengejar karir dan bahagia bersama pasangannya tiba tiba takdir atas dirinya berubah total semenjak ia mengenal siapa itu Alvaro ===...