Chapter 25

18K 891 36
                                    

"Apa maksudmu?"

Alva menggeram. Mengapa tiba tiba Felicya meminta hal seperti itu padanya. Apa maksudnya!

Felicya tertawa sumbang. "See? Kau tidak bisa memenuhi janji itu"

Alva, Nara dan juga Ranti terdiam tak mengerti dengan segala tingkah Felicya.

Dengan langkah pelan, Felicya berjalan mendekati Nara dan berdiri didepannya sambil bersedekap dada.

Matanya meneliti segala apa yang Nara pakai baik dari ujung kepala sampai ujung jari kaki pun, semua tak ada yang terlewatkan.

"Bagiku dirimu lumayan cantik juga" puji Felicya bernada rendah.

Nara merasakan degup jantungnya yang semakin meronta ronta.

"Sampai bisa membuat seorang Alvaro putra sulung keluarga Algantara terpesona padamu"

Lalu Felicya membisikan sesuatu yang membuat Nara mati kutu.

"Dan menjadi sosok ayah dalam usia muda"

Deg!

Nara membulatkan matanya sempurna.

Tidak.

Bagaimana ini??

Apa berita kehamilannya sudah menyebar kemana mana? Apa karena bayi ini memiliki seorang ayah yang begitu di ketahui oleh publik?

Felicya tertawa, tak menyangka jika reaksi Nara akan seberlebihan seperti itu.

Alva mengerutkan dahinya bingung, begitu pula Ranti.

Felicya berbalik badan sambil masih tertawa dan merangkul bahu Alva. "Calon istrimu kelihatan sangat ketakutan, apa pertanyaanku semenyeramkan ini?" tanyanya pada Alva.

Hening. Alva masih berfikir keras tentang setiap ucapan adiknya ini.

Sampai akhirnya.

Buk!

"Arghhh!" pekik Felicya merasakan pantatnya yang panas.

Alva menendang pantatnya dengan cukup keras, membuat semua orang yang ada diruangan itu terkejut apalagi dengan kehadiran Rey yang tiba tiba.

Ia cukup kaget saat melihat Felicya sudah pulang dan kedua anaknya saling bertengkar. Dan adu mulut.

Alva berteriak marah. "Felicya akan kuhajar kau!"

Felicya yang melihat Alva sudah memasang aura marah segera berlari kearah sang papa yang baru saja datang. Bersembunyi dibelakang punggung sang papa.

"Dad help me! Please.." ucapnya setengah berteriak karena Alva semakin dekat.

Rey yang tak tahu apa hanya ikut berputar putar karena ujung kemejanya ditarik oleh putrinya yang ada dibelakangnya.

"Stop stop! Stop!" teriak Rey membuat seketika Alva menarik nafas dan Felicya menghembuskan nafas lega.

"Ada apa ini?! Kenapa kalian bertengkar? Kalian ini adik kakak, dan kau Alva apa kau tidak malu jika perbuatanmu barusan disaksikan oleh Nara?!"

Alva membuang mukanya menghadap Felicya yang ternyata malah membuat muka juga.

"Jangan salahkan aku pa! Salahkan saja putri kesayangan itu, dia sudah berlaku tidak sopan pada Nara, dan kami semua" jelas Alva dengan nafas terengah engah.

Rey berbalik badan dan langsung menatap Felicya yang tersenyum manis. Rey tahu kalo senyuman itu adalah sebuah senyuman yang bertanda untuk mencari kesempatan dalam kesempitan saja.

Falling Love With Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang