24. Mahluk Uji coba

120 9 0
                                    

••••

Happy Reading 🤗♥️

__________________________

Jam istirahat kedua sudah tiba, suara rusuh murid yang mengantri di penjuru kantin terdengar begitu nyaring. Mereka berbondong-bondong mencari tempat yang nyaman untuk ditempati.

Sedangkan ke-enam anak manusia itu, siapa lagi kalau bukan Ryan, Bara, Galang, Dio, serta Lily dan Chika, mereka sudah mendapatkan tempat untuk menikmati makanannya, tidak ada obrolan selama mereka makan, hanya terdengar suara dentingan sendok garpu yang beradu.

"Jadi guys, kita ini lagi ada di rumah makan China. Ini tuh tempatnya rekomended banget buat kalian yang suka traveling. Pokoknya kalian harus coba, di jamin deh kalian bakal ketagihan." Beo Dio. Tatapan aneh keluar dari teman-temanya, terutama Ryan, sedari pagi moodnya sudah rusak oleh anak itu.

"Perasaan kita lagi makan Gado-gado deh," gumam Galang sambil melirik satu persatu piring teman-temannya.

"Ck, Lo kayak gak tau si Dio aja Lang," ujar Bara.

"Iya juga ya, dia tuh hasil percobaan yang gagal tapi udah terlanjur jadi," ucap Galang dengan di iringi kekehan kecilnya.

Semua teman-temannya tertawa mendengar perkataan Galang. Ralat, tidak dengan Ryan, ia mendengus kesal menanggapi tawaan receh teman-temannya itu.

"Lu bilang apa, gue makhluk uji coba yang gagal? Lu salah men, gue ini nyaris sempurna. Lu gak liat hidung mancung gue, mata gue, badan gue. Bahkan Ryan aja kalah ama gue." Cletuk Dio dengan watadosnya.

Ryan yang sedari tadi sibuk menghabiskan makanannya langsung menatap tajam makhluk yang ada di hadapannya itu. Berani sekali anak itu membandingkan Ryan dengan dirinya.

"Nyokap bokap gue bikin nya susah payah, lah elu berdua seenaknya bilang gue makhluk uji coba yang gagal?? Ini tuh gak gagal men, mereka bikin nya pake niat." Omel Dio, bahkan ia menghiraukan tatapan mematikan yang Ryan berikan. Di antara mereka ber-empat hanya Dio lah yang paling usil, anak itu senang sekali mengusili teman-temannya, terutama Ryan.

"Serah lu dah." Final Galang sambil menyeruput es teh manisnya.

"Ganteng doang jemput cewek depanggang." Dumel Bara dengan suara yang di sumbangkan.

"Ganteng doang giliran di suruh jadi imam dorong-dorongan!" Seru Lyli dengan wajah acuhnya.

SKAKMAT! Ke-empat buaya jadi-jadian itu langsung diam seribu bahasa. Cepat-cepat Ryan langsung mengembalikan ekspresi wajahnya seperti semula.

"Gue gak gitu ya, gue sering jadi imam kalo papa gue gak ada, kalo gak percaya tanya aja sama Kyara." Elak Bara sambil melirik Chika yang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.

Mendengar nama kekasihnya yang di sebut membuat Ryan teringat akan gadis itu, dimana dia? Ia tidak melihatnya sekarang.

"Kyara mana, kok belum kesini?" tanya Ryan sambil mengusap bibirnya menggunakan tisu.

"Iya nih, kemana Chik, tumben?" sambung Bara.

"Tadi waktu kita mau ke kantin dia nyuruh kita duluan, katanya mau ketoilet dulu," jawab Chika dan di angguki oleh Lily.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang