36. PKS Day 5

84 5 3
                                    

••••

Happy Reading ❤️
_________________

"Kyara!! Cepetan turun nanti kita telat!!" teriak Chika dari ruang makan. Gadis itu sedari tadi sibuk menyiapkan sarapan pagi bersama Bi Ina.

"Loh Chik, Kyara belum turun?" tanya Bara yang baru datang dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya.

"Belum, coba kamu cek deh takutnya masih tidur," titah Chika. Bara menganggukkan kepalanya dan beranjak pergi menuju kamar Kyara.

Setelah sampai di depan pintu kamar Kyara, dengan perlahan pria yang berstatus sebagai kakak-Nya itu membuka kenop pintu kamar adik kesayangannya. Bara mengehela nafasnya lega saat melihat adiknya sudah rapih dengan seragam sekolahnya, tak lupa dengan bandana pita berwarna pink yang melekat di rambutnya yang sedikit bergelombang.

Kyara sedang duduk anteng di depan meja rias minimalis yang penuh dengan skincare mahalnya itu. Pandangannya menatap lurus kedepan, tatapan matanya kosong seperti sedang memikirkan sesuatu. Apakah Kyara sedang memikirkan pacarnya? Ralat, maksudnya mantan pacar.

"Ky," ucap Bara sambil mengelus bahu Kyara. Gadis itu monoleh dan sedikit terkejut.

"Eh, Bang Bara? Ngapain disini?" tanya Kyara sambil mendongak menatap kakak-Nya itu.

"Ayok sarapan, ngapain ngelamun pagi-pagi," ajak Bara.

"Bang, kayaknya Kya gak usah sekolah deh." Bara mengernyitkan dahinya, kenapa? Apakah putus cinta membuat adiknya menjadi malas seperti ini?

"Kenapa?" tanya Bara.

"Kya takut ketemu Kak Ryan," cicitnya sambil menundukkan kepalanya.

"Udah ah, ayok sarapan. Chika udah bikinin sarapan, kasian udah capek-capek masak," final Bara sambil menarik tangan Kyara agar bangkit dari duduknya.

Dengan langkah gontai Kyara berjalan mengikuti Bara dari belakang. Entahlah, rasanya tidak ada semangat di pagi hari ini untuk gadis itu.

"Pagi Ky," sapa Chika saat Kyara dan Bara baru saja sampai di meja makan.

"Pagi," sapanya balik.

Mereka melakukan kegiatan sarapan paginya dengan hitmat. Tidak ada obrolan selama acara makan berlangsung, hanya dentingan sendok dan garpu yang menemani kegiatan mereka.

Kyara dengan sabarnya berdiri di tempat parkir, bersandar di depan mobil kakak-Nya. Sorot matanya tak henti-hentinya menelisik setiap orang yang ada di sekitarnya. Berharap orang yang di tunggu-tunggu nya belum berangkat dan Kyara bisa bertemu di tempat ini. Sebelum itu Bara dan Chika juga sudah membujuk Kyara agar gadis itu tidak menunggu Ryan di tempat parkir. Tapi tepat saja, bukan Kyara namanya jika tidak manja dan keras kepala.

"Gini ya rasanya nunggu, melelahkan," gumam Kyara sambil memainkan rambutnya.

Wajah yang tadinya lusuh seperti baju kumuh kini kembali cerah, senyum yang merekah di bibirnya ketika penantiannya berjalan mulus. Ryan, mantan ketua OSIS es itu baru saja sampai di sekolah dan memarkirkan motornya di samping mobil Bara. Tunggu, Ryan membonceng seorang perempuan. Kyara terkejut, apakah secepat itu Ryan melupakannya? Tapi tidak sulit bagi Ryan untuk mendapatkannya, selama mereka pacaran juga banyak yang menantikan retaknya hubungan Kyara dan Ryan.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang