••••
Kediaman keluarga Kyara saat ini tengah ramai. Banyak dari keluarga besar mereka yang sedari pagi ada disini. Melihat besok adalah hari pernikahan Bara dan Chika, mereka sibuk mempersiapkan dan membantu untuk acara sakral tersebut yang akan di laksanakan pada pukul sembilan pagi.
Sedangkan Kyara dan Bara sibuk mengatur wedding organizer di salah satu gedung yang sudah mereka pesan dari jauh-jauh hari.
Bangunan megah itu sudah di sulap menjadi pelaminan yang indah dan sangat mewah. Ditambah lagi dengan ornamen dan hiasan-hiasan lainnya yang menambah keindahan dari tempat itu.
Kyara menatap ruangan luas nan indah di sekelilingnya. Persiapan mereka sudah sampai di titik ini. Tinggal menunggu besok dimana kakak nya yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai seorang suami.
Sebelumnya ia tidak menyangka jika kakaknya akan berjodoh dengan sahabatnya sendiri. Dunia memang sempit. Kyara merasa senang jika yang menjadi suami Chika adalah kakaknya sendiri. Dia percaya, Bara adalah laki-laki yang bertanggung jawab dan pria yang baik. Ya seperti kakak nya ini.
"Gimana menurut Lo Ky?" tanya Bara saat Kyara tengah pokus menelisik tempat itu.
Kyara tersenyum kearah kakaknya itu dan mengangkat satu jempolnya. "Bagus, bagus banget. Interior gedungnya elegan ditambah lagi pelaminannya juga gak kalah bagus," jawab Kyara.
"Kok gue deg-degan ya," gumam Bara.
"Tenang bang ada Chika," sahut Kyara.
Bara mengangkat sebelah alisnya, "apa hubungannya?"
"Besok ada Chika jadi gak usah deg-degan," jawab gadis itu.
"Yaiyalah orang dia yang mau jadi istri gue, gimana sih!" omel Bara membuat Kyara terkekeh melihat raut wajah kakaknya.
"Yaudah sih wajar kalo deg-degan. Nanti juga ilang," imbuh Kyara yang dibalas gumaman oleh kakak nya.
"Aku seneng deh, ternyata jodoh sahabat aku itu kakak aku sendiri," celtuk Kyara membuat Bara menoleh kearahnya.
"Alasannya?"
"Simple. Karena dengan begitu aku gak perlu khawatir, calon suami Chika adalah orang terdekat aku. Yang baik buruknya udah aku liat semua. Aku percaya sama Abang, jangan rusak kepercayaan sahabat aku ya Bang," tutur Kyara.
Bara mengangguk paham. "Pasti, pasti Ky. Chika adalah perempuan pertama dan terakhir yang ada di hati gue," ucap Bara sambil memeluk erat adiknya itu.
Setelah selesai memeriksa urusan gedung dan wedding organizer. Dua kakak beradik ini memutuskan untuk pulang, melihat jika waktu sudah sore. Sedangkan para kerabat dan keluarga besar sudah kembali ke hotel tempat mereka menginap. Mengistirahatkan tubuh mereka untuk acara besok.
Gadis itu juga merasakan hal yang sama. Tiga 'L' , lelah, letih, lesu. Dari jam sembilan pagi sampaj jam empat sore ia berada di gedung bersama kakaknya untuk melihat hasil akhir dari para tim wo. Melihat jika Chika sedang di pingit sejak beberapa hari yang lalu, yang membuat Kyara harus ikut serta menemani kakaknya.
Kyara merebahkan tubuhnya di kasur king size empuk miliknya. Menatap lurus langit-langit kamar ber cat putih itu. Mengurus acara pernikahan semerepotkan itu bagi Kyara. Gadis itu benar-benar lelah sekarang. Bahakan ia mengabaikan ajakan Luna yang menyuruhnya makan. Yang ia inginkan sekarang hanya merebahkan tubuhnya, merilekskan otot dan pikirannya.
Lagi-lagi terlintas dipikirannya, kejadian sebulan yang lalu. Saat Kyara mengantarkan Sindi. Yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Dua insan yang sedang asik bercanda di tengah-tengah tumpukan berkas dan pekerjaan mereka layaknya seorang pasangan kekasih yang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Senior (END)
Teen Fiction•••• Berawal dari keteledoran Kyara, gadis lucu dan cantik yang membuatnya harus berurusan dengan Ryan si ketua OSIS di sekolah barunya. Kejadian yang tidak disengaja itu membuat Kyara malah semakin jauh masuk kedalam hidup Ryan. Dan memporak-porand...