4. Rumah Bara & Kyara

371 96 318
                                    

••••

Hari ini adalah hari Minggu, Ryan sedang sibuk-sibuknya mencari sesuatu di dalam kamarnya. Entah ia lupa menyimpannya atau barang itu ada yang mengambilnya.

Hari Sabtu kemarin ia habiskan waktunya untuk rebahan di kamarnya. Bukan tanpa sebab ia terus berdiam diri di kamarnya. Ryan kelelahan setelah selesai kumpulan OSIS dan membutuhkan waktu santai.

Sepertinya barang yang ia cari tidak ada di kamarnya. Ryan sudah mencarinya mulai dari tempat pencucian baju, di ruang nge-gym sampai mobil pribadi nya. Tapi barang itu tidak ada. Tiba-tiba handphone nya berbunyi. Ia mulai membuka aplikasi yang berwarna hijau itu. Ada pesan dari sahabatnya Bara.

Temen gila🌪️
Online

Temen gila🌪
Kerumah gue sekarang.

Anda

Ngapain?

Temen gila🌪
Ada yang perlu di bahas.

Read

Ryan langsung keluar dari kamarnya dan bergegas menuju motor nya untuk pergi ke rumah sahabatnya itu.

Jam menunjukkan pukul 09:10 Kyara, anak itu baru saja selesai mandi. Ia mulai memilih-milih pakaian yang akan ia kenakan. Di depan meja rias minimalisnya ia mulai merapikan rambutnya dan memberikan sedikit lip blam di bibir mungilnya yang berwarna pink alami itu.

Sambil menyisir rambut bibirnya itu tak henti-hentinya menyanyi. Lagu yang di nyanyikan nya sangat absurd.

Kalo kau suka Kya bilang sayang

Sayang.....

Kalau kau suka Kya bilang sayang

Sayang....

Kalau kau suka Kya coba kau bilang sayang

kalau kau suka Kya bilang sayang

Emuahcc....

Jijik gak sih bacanya?

Kalau kau suka Kya kasih uang

Uang....

Lirik yang di nyanyikan nya mulai tidak jelas apalagi di tambah dengan suara cemprengnya itu.

Kalo kau suka Kya kasih uang

Uang...

Kalau kau suka Kya coba kau kasih uang

Karna genteng doang enggak cukup

Misquinn....

Kata-katanya yang terakhir itu kayaknya menohok banget gitu ya.

Bara yang kamarnya sebelahan dengan Kyara merasa telinganya panas karena nyanyian yang tidak ber paedah itu.

Bara yang sedang sibuk main game pandangannya teralihkan kepada suara deringan handphone yang tergeletak di karpet berbulu nya. Ternyata yang menelponnya itu adalah Ryan. Dengan cepat Bara langsung mengangkat telponnya.

"Hallo."

"Hallo, Bar rumah Lo di mana?"

Bara mengernyitkan dahinya bingung, ada apa dengan sahabatnya ini.

"Lo amnesia yan, kan Lo sering ke rumah gue."

"Tapi bukanya rum_"

"Jalan Cempaka No ......" Ucapnya lalu mematikan panggilan sepihak.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang