41. I'am Sorry

117 6 2
                                    

••••

Happy Reading ❤️
__________________

Ryan duduk termenung di dalam ruangan pribadi miliknya. Dengan menggenggam sebuah bingkai foto di tangan pria itu. Ia tersenyum miris menatap seseorang yang ada di foto. Pikirannya kembali berputar kembali dalam kenangan tujuh tahun silam.

Keduanya terlihat sangat bahagia di foto itu, Ryan yang mencubit pipi Kyara yang sedang cemberut ke arah camera. Ryan sedikit terkekeh jika kembali mengingat masa itu. Ia masih ingat saat Kyara membujuknya habis-habisan.

Gadis itu sangat menggemaskan sekali, sikapnya yang manja, keras kepala dan juga sangat nakal. Membuat Ryan kembali mengingat kejadian saat pertama kali mereka bertemu. Gadis itu dengan cerobohnya memborong semua belanjaan tapi lupa jika isi dompetnya tertinggal. Sangat memalukan.

Ada dua bingkai foto di meja kerjanya sekarang. Yang pertama, foto Kyara dan Ryan yang masih menggunakan seragam sekolah. Kalau tidak salah foto itu di ambil setelah pulang sekolah bertepatan saat hari kampanye pemilu OSIS. Dan yang kedua foto Kyara seorang diri yang menggunakan setelan jeans pendek yang tertutup oleh Hoodie putih yang kebesaran. Membuatnya terlihat sangat imut seperti sapi.

Ryan menyimpan foto dirinya dan Kyara ke tempat semula. Dan beralih ke foto Kyara seorang diri yang tersenyum manis ke arah camera. "Kamu apa kabar sayang? Apa sekarang kamu udah dewasa, atau kamu masih kayak dulu yang gemesin sama manja? Apa kamu udah dapet pengganti aku? Kamu kan cantik, gak mungkin gak ada yang mau sama kamu?" monolog Ryan sambil mengusap lembut bingkai foto yang ada di tangannya.

"Tapi aku harap kamu gak dapet pengganti aku ya. Gak ada yang bisa gantiin posisi aku di hati kamu. Aku belum bisa lupain kamu, masa kamu bisa lupain aku sih. Kapan pulang Ky? Tega banget kamu bikin aku uring-iringan selama bertahun-tahun, sebegitu kecewanya kamu sama aku? Sampe kamu gak mau pulang lagi ke indo." Ryan terus saja bermonolog sambil terus menggenggam bingkai foto Kyara.

Untuk beberapa saat Ryan terdiam. Matanya menatap kosong ke depan, andai saja dulu ia tidak ceroboh dan egois. Mungkin hasilnya tidak akan seperti ini, mungkin sampai sekarang hubungannya dengan gadis itu akan baik-baik saja. Kyara adalah sosok yang berperan penting dalam kehidupan Ryan. Karena gadis itu, hubungan keluarganya membaik, dan karena gadis itu hidup Ryan jadi tidak monoton seperti sekarang. Dulu, sebelum pria es itu bertemu Kyara yang ada di pikirannya hanya belajar, belajar dan belajar. Sama seperti sekarang saat tidak ada Kyara di hidupnya, di pikirannya hanya ada kerja, kerja, dan kerja. Baginya tidak ada yang menarik saat gadis itu pergi dari hidupnya.

"Pak? Pak Ryan??"

Ryan tersadar dari lamunannya saat seseorang menyebut namanya. Pria itu berdecak kesal saat tahu siapa orang yang menggangu waktunya.

"Kamu ini, gak ada sopan-sopan nya. Gak bisa ketuk pintu kamu?!" omel Ryan pada Hilman-Sekretaris nya yang menyebalkan.

"Udah saya ketuk dari tadi Pak. Bapak nya yang gak denger," bela Hilman.

"Yaudah cepet, mau ngomong apa kamu? Saya lagi sibuk," ketus Ryan membuat Hilman memutar bola matanya jengah.

"Sibuk apa? Sibuk ngelamunin foto mantan?"

"Ngomong lagi gajih kamu saya potong!" ancam Ryan yang langsung membuat sekretaris nya diam.

"Baik Pak. Tadi pagi ada Pak Galang datang kesini dan menitipkan surat ini," ucap Hilman-menyerahkan sebuah surat kepada Bos nya itu.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang