27. Pergi

125 7 0
                                    

••••

Happy reading ♥️
_______________

Siang ini Ryan tengah sibuk membantu orang tuanya lebih tepatnya membantu Papa nya yang sedang mengotak-atik komputer. Ia meminta bantu Ryan karena ia tahu anaknya ini pintar dalam ilmu komputer.

"Nah, coba Papa cek lagi File nya," ucap Ryan, tangannya tak henti-henti menunjuk ke setiap layar komputer.

"Loh, kok gak ada yan?? Coba kamu cek ulang, perasaan dari tadi gini terus." Ryan kemudian kembali mengotak-atik keyboard komputer yang ada di hadapannya.

"Sebenarnya ini udah bener Pah, cuma kek nya komputer nya deh yang udah eror. Harus lembiru nih Pah," ucap Ryan. Arya mengerutkan keningnya, apa maksud ucapan anaknya itu.

"Maksud kamu?" tanya Arya.

"Ya maksud Ryan itu, Papa beli lagi komputernya yang baru sekalian sama punya aku juga," jawab Ryan.

Arya memutar bola matanya jengah dengan sikap anaknya itu. "Eleehh, itu sih mau nya kamu," cibir Arya.

"Yee, udah di bilangin gak percayaan banget. Itu sih terserah, paling juga nanti bangkrut, di sanakan banyak file-file penting. Ada daftar ke uangan, data pengeluaran &pemasukan, terus ada beberapa dokumen buat persentase," ucap Ryan—mengangkat bahunya acuh.

"Kamu nge do'a-in Papa bangkrut? Anak macam apa kamu ini, nanti kalo Papa bangkrut mau di kasih makan apa kamu sama Mama kamu?"

"Itu sih gampang, kasih aja cinta. Karena cinta sejati itu tidak memandang harta." Arya tak habis pikir dengan anaknya ini, seperti inikah Ryan kalo bucin? Ia bahkan baru mengetahui sisi lain dari anaknya yang pemarah ini.

"Ndasmu, makan tuh cinta. Emangnya waktu lahiran kamu pake apa? Pake uang kan, gak semuanya itu bisa di bayar pake cinta yan," ujar Arya.

"Yaudah terserah, jadi ini mau nya gimana? Tetep mau di pake ini komputer? Kek orang gak mampu aja, udah tau komputer rusak, masih aja di pake."

Tok... Tok..... Tok.....

Ryan dan Arya melirik ke sumber suara, itu pasti Sindi, siapa lagi jika bukan Mamanya itu. Dugaan mereka benar, Sindi menghampiri mereka dengan membawa dua jus Tomat, jus kesukaan Suami dan Anaknya, jadi tidak heran jika Ryan memiliki Papa yang terlihat awet muda walaupun bisa di bilang Arya sudah cukup berumur karena Papa nya itu suka sekali mengkonsumsi jus tomat.

"Udah dulu kerjanya. Nih, Mama bawain minuman kesukaan kalian," ucap Sindi sambil menyimpan jus itu di nakas.

"Makasih Ma," ucap mereka berdua, Sindi hanya tersenyum menanggapinya.

"Gimana, udah beres?" tanya Sindi.

"Udah Ma, gak ada masalah di File atau data-data yang lainnya. Inimah komputer nya aja yang gak layak pakai," tutur Ryan, Sindi hanya mengangguk-angguk kepalanya.

"Ma, ternyata Ryan banyak menguasai ilmu komputer loh!" Kata Arya sambil merangkul istrinya yang tersenyum bangga kepada Ryan.

"Yaiya dong, siapa dulu Mama nya," tutur Sindi dengan memasang wajah sombong nya.

"Yey siap dulu Papa nya."

"Yang paling berjasa itu ya Mama lah Pa, kan Mama yang ngelahirin," ketus Sindi dan Arya tida mahu kalah. Mereka berdua itu jika sudah berdepat sangat susah untuk di hentikan sekecil apapun masalahnya.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang