38. Titik Terang

115 6 2
                                    

••••

Happy Reading ❤️
______________

Sudah dua hari semenjak kejadian di rumah Ryan itu membuat Kyara tidak keluar kamar sama sekali. Bukan murung, tidak. Kyara tidak selebay itu ketika patah hati. Hanya saja Kyara sedang menyiapkan perlengkapannya untuk di bawa ke Singapura.

Gadis itu memang suka sekali mempersulit diri, ia rela mengambil libur di hari Senin ini hanya untuk sekedar memeriksa kalau semua barang-barangnya tidak ada yang tertinggal di Indonesia. Dan Kyara melupakan sahabatnya, ia lupa jika hari ini adalah hari terakhir Kyara berada di Indonesia. Sudah ada tiga koper besar yang sudah Kyara isi dengan barang-barangnya. Entahlah, barang apa saja yang gadis itu bawa sampai-sampai lemari besarnya itu kosong.

Surat pindahan Kyara masih di proses dan itu semua Papa-Nya yang urus. Gadis itu hanya perlu terima beres dan besok Kyara akan terbang ke langit. Canda langit, maksudnya ke Singapura.

"Berasa jadi tokoh di cerita novel tau gak. Di saat tokoh utamanya ada masalah, terus pergi keluar negeri dalam waktu lama dan si cowoknya nyesel. Ehh, tapi Kya kan cuma sebentar di sana. Lagian kak Ryan malah seneng Kya tinggal," monolog Kyara.

Ia melihat sebuah bingkai foto di meja riasnya, foto Ryan dan Kyara. Kyara tersenyum miris menatap foto itu. Keduanya terlihat sangat bahagia di foto itu, Ryan yang mencubit pipi Kyara yang sedang cemberut ke arah camera. Membuat gadis itu terkekeh jika kembali mengingatnya. Butuh banyak pengorbanan yang harus Kyara lakukan untuk membujuk Ryan agar mau di foto. Bahkan cowok itu sangat kaku ketika di depan camera. Kyara mengusap lembut bingkai foto itu, memeluknya beberapa saat sebelum kembali di letakkan di meja riasnya yang sudah kosong itu.

"Aku janji untuk diriku sendiri. Selang beberapa waktu dari sekarang kamu akan melihat ku dengan berbeda. Senyummu tak akan lagi mengganggu hati ku, dan aku akan melupakanmu mulai detik ini juga. Aku tidak lari dari masalah, semuanya sudah selesai. Yang aku lakukan sekarang hanyalah menjauh dari kehidupan yang masih menyimpan kenangan indah kita. Selamat tinggal kenangan," lirih Kyara-mengusap lembut bingkai foto yang ada di hadapannya.

"Melupakan itu emang sulit. Tapi lebih sulit lagi jika di paksakan, dan itu akan sangat menyakitkan."

_Kyara Alisca

__________

Ryan merenung seorang diri di dalam perpustakaan. Sedari tadi anak itu hanya membukakan halaman buku yang ia penggang, tanpa berniat sedikitpun untuk membacanya. Hubungan nya dengan Bara juga belum membaik, keduanya masih saling diam tanpa berniat sedikitpun untuk saling menyapa.

Seketika otaknya kembali berputar dimana saat Kyara mengatakan bahwa Rangga sudah mempunyai bukti yang sesungguhnya. Berarti dugaannya selama ini salah? Dugaan tentang Kyara yang berselingkuh di belakangnya. Tapi sulit bagi Ryan, karena cowok itu melihat dengan mata kepalanya sendiri. Kyara dan sepupunya itu tengah berpelukan.

"Pusing gue lama-lama cuma karena satu cewek," gerutu Ryan sambil memijit pelipisnya pusing.

Jika berhubungan dengan seorang wanita akan serumit ini Ryan lebih baik tidak usah berurusan dengan makhluk betina itu.

Ryan merogoh saku celananya, mengambil benda pipih itu yang sedari tadi berbunyi. Banyak notifikasi yang muncul di layar handphone nya. Ryan menyipitkan matanya saat melihat notifikasi masuk dari sepupunya.

Rangga
Online

Rangga
Yan, gue udah punya buktinya kalo yang ada di foto itu bukan gue. Gue harap nanti malam lo bisa temuin gue di rumah. Ada satu hal yang harus lo tau tentang Kyara.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang