••••
Pagi ini Ryan sudah rapih dengan pakaian santai nya. Hari ini Ryan akan mencoba saran yang di berikan oleh Kyara untuk berdamai dengan kedua orangtuanya.
Jantungnya berdegup kencang Ryan masih merasa gugup ini pertama kalinya ia akan bertutur sapa dengan kedua orangtuanya. Terakhir kali ia bercengkrama dengan keluarga nya ketika ia masih duduk di bangku SMP kelas VII .
Ketika ia sedang menuruni satu persatu anak tangga aroma masakan tercium di hidung nya ia pun bergegas menuju meja makan. Dan di sana sudah ada kedua orangtuanya yang sedang mengobrol sambil menikmati segelas teh hangat.
"Pagi Ma, Pah." Sapa Ryan. Semua orang yang ada di sana menatap heran ke arah nya termasuk Bi Ina.
"Pa-pagi juga." Jawab Sindi gugup. Ryanpun langsung duduk di kursinya sambil mengambil piring dan nasi.
Hanya keheningan selama di meja makan. Sindi dan Arya saling menyenggol kaki dengan mata yang bergerak-gerak seperti sedang kebingungan.
"Ekhmm." Semua mata tertuju pada Ryan.
"Ma, pah, Ryan mau minta maaf sama kalian, Ryan sadar Ryan terlalu egois sama kalian, harus nya Ryan tau konsekuensinya menjadi anak CEO yang selalu sibuk mengurus bisnis." Ucap Ryan panjang lebar.
Bulir-bulir bening menetes dari pelupuk mata Sindi. Betapa bahagianya ia saat ini.
Begitupun dengan Arya."Kamu serius nak? Ini Ryan kan anak mama yang ganteng?" Tanya Sindi.
"Iya ma, kalian mau maaf pin aku?"
"Kamu gak salah Ryan, yang salah itu papa sama Mama, kita egosis dan terlalu sibuk sampai-sampai kita tidak tahu betapa cerdasnya kamu ini, padahal kita jarang ada di rumah dan jarang memperhatikan kamu. Anak di luar sana mungkin sudah menjadi anak yang nakal, sering berbuat ulah jika tidak mendapatkan perhatian khusus di rumah, tapi kamu tidak. Justru kamu malah menjadi anak yang berprestasi dan selalu membawa nama baik keluarga, papa bangga sama kamu. Maaf pin papa sama Mama ya."
"Iya pa, maafin Ryan juga ya."
Mereka pun saling berpelukan melepas rindu yang selama ini terbelenggu oleh ke egois san masing-masing.
"Eh, pah Ryan itu udah punya pacar tau." Ejek Sindi mencairkan suasana canggung.
"Oh ya, siapa?"
"Itu loh pah yang semalam ke rumah."
"Oh yang cantik itu?"
"Stop pah, jangan muji-muji Kyara udah punya mama juga." Protes Ryan sambil menunjukan muka masam nya. Mama dan papa nya hanya tertawa melihat rawut wajah Ryan yang kesal.
"Cie cemburu." Ejek Sindi.
"Ternyata Ryan udah besar ya ma gak kayak dulu yang masih suka ngompol." Mereka hanya tertawa kecil melihat Ryan yang semakin kesal. Tidak seperti yang di bayangkan ternyata memanfaatkan waktu luang bersama keluarga itu menyenangkan.
"Kapan jadiannya Yan?"
"Belum jadian pah, masih proses." Jawab Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Senior (END)
Teen Fiction•••• Berawal dari keteledoran Kyara, gadis lucu dan cantik yang membuatnya harus berurusan dengan Ryan si ketua OSIS di sekolah barunya. Kejadian yang tidak disengaja itu membuat Kyara malah semakin jauh masuk kedalam hidup Ryan. Dan memporak-porand...