34. Ternyata Benar

91 5 0
                                    

••••

Happy Reading ❤️
____________________

Malam ini rumah Kyara dan Bara begitu sepi, kedua orang tua mereka baru saja pergi ke luar kota untuk mengecek proyek baru yang akan mereka bangun. Jadi sekarang hanya ada dua kakak beradik itu  dan beberapa pekerja di rumah ini.

"Sepi ya gak ada Mama," gumam Kyara yang mengambil duduk di sebelah Bara.

Mereka sedang berada di kamar Bara, karena sedari tadi kakaknya itu hanya asik dengan game vs nya.

"Tau tuh Papa, biasanya juga sendiri kalo pergi keluar kota. Pake ajak-ajak Mama segala lagi," sambung Bara.

"Kira-kira mereka berapa lama sih Bang?" tanya Kyara.

"Kalo gak salah sih empat hari,"  jawab Bara.

Kyara mengerucutkan bibirnya, "yahh, lama dong," beo gadis itu.

"Mungkin mereka lagi bikin rencana Ky," tutur Bara.

"Rencana apa?" tanya Kyara.

"Mmm mungkin, mereka lagi bikin Dede buat kita," ucapa Bara.

"Dede?" gumam Kyara, Bara mengangguk-anggukan kepalanya.

"Iya, mungkin Mama sama Papa mau ngasih kita adik," jelas Bara.

"Enngak!!" tukas Kyara.

"Lahh kenapa, biar rame ni rumah," ujar Bara.

"Pokoknya gak boleh, adik nya Bang Bara itu cukup Kya doang. Gak boleh nambah lagi!" protes Kyara sambil berkacak pinggang.

"Serah lu deh, ribet ngomongg ama bocil," final Bara.

Kyara menghembuskan nafasnya, ia berbaring di ranjang Bara. Berguling-guling seperti bola bekel, ia tidak bisa menghubungi Ryan karena handphone nya lowbat dan sekarang masih di charger.

"Bang, jemput Chika dong. Kya gak ada temenya nih," pinta Kyara.

"Udah malem Ky, takutnya dia udah tidur," ucap Bara.

"Baru juga jam setengah delapan, mana mungkin Chika tidur jam segini," timpal Kyara.

"Yaudah bentar, mau di telpon dulu—"

"Gak usah, kelamaan. Mending sekarang aja jemput Chika nya, sekalian Kya ikut ke depan. Mau beli makanan," potong Kyara.

"Ya gak bisa dong Ky, takut nya Chika lagi ada acara," ujar Bara, ia berjalan ke arah lemari pakaiannya untuk mengambil jaket.

"Ihh, banyak bacot ya—"

"Hehh! Ngomong apa barusan?!" tanya Bara sambil melotot tajam kepada adiknya.

"Ehh, enggak. Kya mau cari bekicot di Alfamart," cicit Kyara. Bara memutar bola matanya jengah dengan tingkah adiknya.

"Ayok Bang cepetan, nanti keburu tutup Alfamart nya," rengek Kyara sambil menarik-narik tangan Abangnya itu.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang