8. Sudah Tumbuh

242 55 109
                                    

••••

Semenjak beberapa Minggu yang lalu Kyara main ke rumah Ryan. Kini keduanya sudah tidak canggung lagi begitupun dengan Bara dan Chika.

Malam ini adalah malam Minggu kedua kakak beradik ini sedang bersantai di balkon kamar Kyara. Sambil di temani dengan berbagai makanan ringan dan juga tambahan susu hangat yang menambahkan kehangatan di antara mereka.

"Ky, gimana hubungan kamu sama Ryan?" tanya Bara.

"Biasa aja." Jawab Kyara santai.

"Kalian tuh kayak orang pacaran taugak."

"Aku itu udah anggap kak Ryan itu sebagai kakak aku sendiri Bang."

"Kakak tapi mesra." Ucap Bara sepontan dan mendapat tatapan horor dari Kyara.

"Abang sendiri gimana sama Chika?" Tanya Kyara.

"Masih PDKT."

"Emang Chika mau sama Abang?"

"Ya mau lah karena gue ganteng, baik hati , rajin menabung dan tidak sombong." Jawab Bara sambil membusungkan dadanya. Kyara hanya memutar bola matanya jengah dengan sikap kakaknya itu.

Di dalam sebuah kamar yang bernuansa abu-abu dan putih terdapat seseorang yang sedang berbaring di atas kasur king size nya itu. Orang itu adalah Ryan, ia sedang bersantai. Merdekan emosinya yang sedang meluap-luap.

Flashback On

Di dalam sebuah ruangan terdapat beberapa orang yang sedang bertengkar. Siapa lagi kalau bukan Ryan dan papanya itu.

"Ryan, di mana sopan santun kamu kepada seorang ayah."

"Aku tidak punya sopan santun." Jawab Ryan dengan suara dingin nya itu.

"Kurang ajar, siapa yang mengajarimu bicara seperti itu." Teriak Arya sambil mengangkat satu tangannya ke atas.

"Apaa mau nampar?" Tanya Ryan dengan wajah yang di sodorkan ke arah papanya. Sontak tangan besar itu langsung turun dan tidak jadi menampar pipi putranya.

"Sudah mas, Ryan. Cukup, untuk kali ini jangan memperkeruh suasana di rumah ini. Manfaat kan waktu kumpul kita sebaik mungkin." Lerai Sindi.

"Bagaimana bisa, setiap kali kalian pulang ke rumah kalian duluan yang mulai bukan aku." Tutur Ryan.

"Ryan jika sikap kamu terus seperti ini, papa akan cabut pasilitas kamu!" Ancam Arya.

"Silahkan. Tanpa kalian tau, setelah aku lulus SMA nanti banyak universitas-universitas Negri ataupun Swasta yang menawarkan beasiswa kepada anak yang tidak tau diri ini." Tunjuk Ryan pada dirinya sambil menekan kata 'anak tidak tau diri'.

"Percuma pendidikan mu tinggi, ilmu agama mu baik jika tidak bisa menghormati orang tua."

"Percuma jabatan mu tinggi di perusahaan ternama, orang-orang kepercayaan mu banyak, jika kamu matii, bukan mereka yang akan mengurus kematian kalian melainkan anak cucu kalian sendiri." Final Ryan Setelah itu ia pergi menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang