17. Cepat Sembuh Pacar

181 31 16
                                    

••••

Pagi ini Kyara tidak sekolah, ia lebih memilih berdiam diri di rumah katanya wajahnya masih terasa sakit dan kepalanya tiba-tiba terasa pusing. Ia sudah mengirim izin kepada wali kelasnya.

Mama dan papahnya sudah pulang sedari subuh katanya ada tugas ke luar kota. Tapi hanya papah nya saja yang pergi karena Luna harus menjaga Bu Sukma yang sedang sakit.

"Ky, mama mau tanya sesuatu sama kamu." Ucap Luna kepada anaknya yang sedang menonton Upin Ipin di ruang tengah.

"Tanya apa maa."

"Kamu sakit apa, kenapa pipi kamu sampe merah gitu?" Kyara tampak gugup dengan pertanyaan mama nya itu.

"Sakit biasa kok ma." Jawabannya gugup.

"Cerita sama Mama, Mama tau kamu nyembunyiin sesuatu." Tekan Luna sambil menatap anaknya. Ia tahu kalau Kyara menyembunyikan sesuatu.

"Enggak kok ma." Elak Kyara.

"Kyara." Panggil Luna dengan tatapan mengintimidasi.

"Sebenarnya, kem-marin ak aku di culik ma." Tutur Kyara sambil menundukkan kepalanya. Luna nampak terkejut mendengar hal itu, bagaimana bisa Bara tidak memberi tahunya.

"Bara tau?"

"Iya."

"Kenapa gak cerita?" Tanya Luna.

"Aku yang minta sama Bang Bara ma, buat gak cerita sama Mama. Aku takut Mama sama papah marah."

"Tentu saja. Siapa yang tidak marah jika anaknya di culik. " Kyara semakin takut dengan kemarahan Mama nya itu.

"Tapi kamu gak di apa-apain kan?"

"Aku di tampar berkali-kali dan hampir di perkosa." Luna semakin terkejut mendengarnya.

"Astagfirullah, siapa yang tega melakukan itu sama kamu?" Tanya Luna sambil menutup mulutnya.

"Kya tau kok orang nya, tapi gak papa lah cuma salah paham doang kok ma." Jawab Kyara dengan santainya.

"Cuma? Kamu bilang cuma salah paham, ini gak bisa di biarin mama harus kasih tau papa kamu." Ucap Luna sambil mengambil handphone nya yang ada di dalam tas.

"Ehh jangan ma, udah gak usah. Aku udah lupain semuanya kok."

"Tapi mereka udah keterlaluan Ky." Protes Luna.

"Ma aku mohon hargain keputusan aku, lagi pula aku udah ikhlas ma. Yang penting Kya sekarang baik-baik aja kan."

Luna tak habis pikir dengan anaknya itu. Tapi ia bangga kepada Kyara, sikapnya yang tulus menurun dari ibu kandungnya. Luna hanya menghela nafasnya dan langsung memeluk putrinya itu.

"Mama bangga dengan ketulusan kamu Ky, hati kamu sangat bersih." Tutur Luna sambil memeluk anaknya. Kyara hanya tersenyum.

"Yaudah kamu baik-baik di rumah ya, mama mau ke rumah Oma."

"Oke maa, titip salam buat Oma sama opa ya ma." Luna hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

_______________

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang