25. Cute Couple

125 12 3
                                    

••••

Happy reading 🤗
Walaupun pembacanya masih sedikit tetap semangat, semua butuh proses ♥️

_______________

Udara di pagi hari begitu menyejukkan hati, dan  menyegarkan tubuh. Tidak jarang banyak orang yang berolahraga di pagi buta seperti ini, kesempatan mereka untuk mehirup udara segar sangat terbatas, mulai dari jam 08.30 kesegaran itu sudah terganti oleh asap kendaraan. Jika ingin menikmatinya maka harus bangun dari tidur lelapnya.

Seperti sekarang ini, jam masih menunjukkan pukul 06.05 Kyara sudah duduk manis di teras rumahnya, tumben sekali anak itu. Dengan di temani segelas susu hangat dan roti tawar, gadis itu terlihat sangat menikmati kegiatanya. Seragam sekolah sudah melekat di tubuhnya.

Betapa senangnya ia saat ini, tidak ada Bara yang mengganggu aktivitas paginya. Abang nya itu sedikit menyebalkan, Kyara masih kesal dengan Bara. Semalam terjadi mati lampu, dan biadabnya Bara malah mengunci kamar Kyara, alhasil Kyara menangis uring-iringan di dalam kamarnya.

Senyumnya berkembang ketika seseorang dengan balutan jaket kulit hitam serta motor Ninja nya yang baru terparkir di halaman rumah Kyara.

"Selamat pagi Pak ketos ku." Sapa Kyara dengan suara lembutnya.

"Pagi juga ibu negara." Balas Ryan.

"Mau berangkat sekarang atau mau sarapan dulu?" tanya Kyara.

"Langsung aja, udah sarapan tadi di rumah."

Motor Ryan sudah menjauhi pekarangan rumah Kyara. Kyara bilang dia tidak ingin bertemu Bara, itulah sebabnya dia pergi lebih awal untuk menghindari Bara.

"Pulang sekolah sibuk gak?" tanya Ryan setelah sampai di parkiran sekolah.

"Enggak tuh, kenapa emangnya?" tanyanya balik.

"Temenin latihan Basket ya," pinta Ryan, Kyara menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Ryan merangkul pundak pacarnya itu sambil berjalan menyusuri koridor sekolah.

________

Hari ini di kelas Ryan ada mata pelajaran Seni Budaya. Gurunya Pak Uus, siapa yang tidak kenal dengan pak Uus guru yang harga dirinya sudah hilang di mata Siswa/i nya.

"Baik anak-anak, di sub bab 5 ini kita akan lebih mengenal teknik mengolah Pokal," ucap Pak Uus.

Semua murid menyimak dengan sesama dan  masih terlihat tertib.

"Coba Dio, maju kedepan kamu. Dari tadi saya perhatikan kamu diam terus seperti orang yang bosan hidup." Dio yang merasa namanya di panggil berdecak kesal, dengan pasrah ia melangkahkan kakinya ke depan.

"Jadi saya harus apa nih pak?" tanya Dio setelah sampai di depan meja guru.

"Sebagai pembukaan pembelajaran kita, bapak minta kamu nyanyikan lagu yang kamu hapal." titah Pak Uus.

"Bener nih, bapak gak nyesel nyuruh saya?" tanya Dio meyakinkan gurunya itu.

"Sudah cepat, jangan banyak omong kamu!"

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang