23. Maaf

120 11 0
                                    

••••

Happy reading guys. Jangan lupa vote dan komennya ♥️♥️

___________

Rangga melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Kyara yang membasahi pipinya.

"Udah jangan nangis, aku gak papa," ucap Rangga.

"Gak papa gimana, di dalam tubuh kamu itu ada penyakit Ga." Cicit Kyara, Rangga terkekeh geli melihat rawut wajah Kyara yang di tekuk seperti itu.

"Makanya kalo orang ngomongg itu dengerin dulu jangan asal potong." Rangga menoyor kepala Kyara dengan jari telunjuknya.

"Iissshh!" Keluh Kyara sambil memegang kepalanya.

"Aku udah sembuh Ky, penyakit aku udah gak ada." Sambungnya lagi.

"Serius?!"

"Iya." Jawab Rangga.

"Kak Ryan tau kalo kamu sakit?" tanyanya.

"Enggak, Ryan sama keluarganya gak tau masalah ini." Kyara mengangkat kedua alisnya, seolah bertanya.

"Aku gak mau bikin semua orang terbebani, cukup keluarga aku aja yang tau. Mereka jangan."  Kyara hanya tersenyum sambil mengelus bahu Rangga.

"Dan kamu tau siapa orang yang memotivasi aku untuk sembuh?" tanya Rangga, Kyara menggelengkan kepalanya

"Yaitu kamu, kamu yang bikin aku selalu semangat untuk terus berusaha agar bisa sembuh dari penyakit aku," ucap Rangga sambil mencolek hidung Kyara.

"Aku mau nepatin janji aku, buat nyatain persaan aku ke kamu yang dulu sempet tertunda." Kyara nampak terkejut mendengar ucapan Rangga itu.

"Aku sayang sama kamu Ky, lebih dari seorang sahabat," ujar Rangga, ia menggenggam kedua tangan kyara.

"Kamu tau kan aku udah jadi pacarnya Kak Ryan sekarang, sepupu kamu." Jelas Kyara.

"Iya aku tau, tapi bukannya dulu kamu juga suka sama aku kan?" tanya Rangga.

"Iya, tapi itu dulu. Semuanya udah berubah Ga. Sekarang aku cuma nganggap kamu sahabat gak lebih," tutur Kyara, bisa di lihat dari raut wajahnya, Rangga kecewa. Tapi ini kenyataannya.

"Maaf Ga, aku bisa bales perasaan kamu." Rangga tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya.

"Gak papa." Jawabnya.

Diam-diam ada yang mengamati gerak-gerik mereka. Semua kegiatan yang mereka lakukan sudah berhasil di abadikan. Senyum licik tercetak di bibirnya.

Ddrrrtt!

Handphone Kyara berbunyi, Kyara cepat-cepat mengambil handphone yang ada di dalam tasnya. Wajahnya seketika berubah saat ia melihat nama orang yang menelponnya. Bagaimana ini apa yang harus ia katakan?

"Siapa?" Tanya Rangga.

"Kak Ryan." Jawab kyara, ia terlihat sangat gugup.

"Angkat aja." Titah Rangga, Kyara langsung mengangkat telponnya.

"Halo kak, Assalamu'alaikum." Sapa Kyara.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang