28. Klarifikasi

105 5 0
                                    

••••

Happy Reading ❤️
________________

Kegiatan di sekolah hari tidak terlalu buruk. Tidak ada kendala dan tidak ada masalah. Semua berjalan dengan lancar, Ryan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Ada sedikit rasa khawatir di hatinya, Ryan mengkhawatirkan keadaan kyara. Tadi pagi ia melihat gadisnya itu masih tertidur di kamar tamu. Bara juga sedikit berbeda hari ini, anak itu sedikit bicara dan lebih banyak diam.

Saat ini Ryan, Bara dan Chika sedang berada di taman belakang sekolah. Kebetulan sekarang sudah jam istirahat, Ryan mengajak Bara ke taman karena ada yang ingin Ryan bicarakan.

"Sebelumnya gue mau tanya sama lo. Lo sama Kyara lagi ada masalah apa, kenapa dia sampe keluar dari rumah?" tanya Ryan.

"Berantem biasa," jawab Bara.

"Lo gak usah bohong sama gue Bar, gue pacar nya Kyara. Gue berhak tau masalah lo sama cewek gue," tutur Ryan, ia menatap Bara yang memeluk erat pinggang Chika.

Bara menghela nafasnya sebentar, ia menatap pacarnya itu seolah meminta pendapat. Chika balas menatap Bara, ia mengusap lembut tangan Bara dan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Gue sama Kyara berantem. Dia gak sengaja denger percakapan gue sama Mama, Papa. Dia ngira kalo Mama itu orang yang udah rebut Papa dari Mama-Nya Kyara, Kyara marah dan pergi dari rumah," jelas Bara. Ryan diam setelah mendengarkan penjelasan Bara, masalah pacarnya ini cukup rumit.

"Jadi, Tante Luna itu bukan Mama kandung Kyara?" tanya Chika, selama bertahun-tahun ia berteman dengan Kyara baru sekarang ia mengetahui rahasia besar ini.

Bara menganggukkan kepalanya. "Mama semalem gak bisa tidur karena mikirin Kyara. Dia bahkan rela nampar gue cuma buat belain anak itu-"

"Bar! Kyara Adek Lo!" Potong Ryan, ia kesal saat Bara menyebut Kyara dengan sebutan 'anak itu.'

"Dia aja gak mau ngakuin gue Abangnya, jadi buat apa gue ngakuin dia jadi Adek gue," ucap Bara.

"Bar, lo itu Abang nya. Lo kakaknya di sini, harus nya lo tau Kyara tuh kek gimana orangnya. Sikap dia itu masih ke kanak-kanakan, dia itu manja. Dan lo harusnya ngerti, lo harusnya lebih dewasa dari dia!" tekan Ryan, tersirat tatapan tajam dari mata Ryan. Hatinya sakit saat ia melihat Kyara-Nya terluka.

"Lo juga harusnya ngertiin gue Yan. Dia ngehina Mama gue, dia caci-maki Mama gue, dia nge-cap buruk Mama gue. Anak mana yang gak marah kalo ibunya di hina?!" Bara mencengkeram kuat kerah seragam Ryan. Semua orang berpihak kepada Kyara, Bara benci saat semua orang tidak mengerti dengan perasaannya.

"Udah-udah, kalian jangan pada ribut di sini. Semua bisa di bicarakan baik-baik," ucap Chika, yang melerai pertengkaran Bara dan Ryan.

"Gue cuma mau ngasih tau kalo Kyara udah ketemu. Dia ada di rumah gue sekarang, kasih tau orang tua Lo," final Ryan, ia melepas paksa cengkraman tangan Bara di kerah bajunya dan pergi meninggalkan mereka.

"Kak, udah ya. Selesain dengan kepala dingi, jangan pake emosi." Chika mengusap lembut punggung Bara.

Bara memeluk erat tubuh Chika, ia menyalurkan kesedihan dan keluh kesahnya itu di depan pacarnya. "Kyara benci sama aku Chik, dia gak mau aku jadi Abang nya dia-"

"Sayang, udah ya. Yang namanya orang lagi emosi itu ngomong nya suka lepas, emosinya meluap-luap. Kamu jangan dengerin omongan Kyara. Sekarang yang harus kamu lakukan adalah, memperbaiki hubungan kamu sama Kyara, hubungan orang tua kamu sama Kyara. Kyara masih adik kamu sayang. Dia kayak gitu karena dia syok, dia kaget karena orang tua kamu nyembunyiin rahasia besar ini ke Kyara, apa lagi sampai bertahun-tahun. Percaya sama aku, semuanya pasti baik-baik aja, oke sayang?" ucap Chika dengan suara lembutnya dan mencium singkat bibir Bara, ia tersenyum menatap Bara sambil merapikan rambut Bara yang sedikit berantakan.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang