31. Makan Malam

101 5 0
                                    

••••

Happy Reading ❤️
___________________

Saat ini Kyara dan Ryan tengah sibuk di dapur rumah Kyara dengan peralatan masaknya untuk membuat kejutan sebagai permintaan maafnya kepada Luna. Ada rasa lega dari hati Ryan saat Kyara kembali seperti dulu, Kyara yang selalu ceria dan banyak omong. Anak itu sedari tadi bukan sibuk membantu melainkan hanya sibuk memperhatikan wajah cantik Kyara.

Kyara yang sedari tadi merasa terus-terusan di perhatikan seperti itu merasa risih. Ryan ini memang menyebalkan, mana janjinya yang mau membantu Kyara? Anak itu sedari tadi hanya diam, dan itu membuat Kyara kesal.

"Kak, kok ngeliatin aku terus sih?! Katanya mau bantuin, tapi dari tadi diem terus!" omel Kyara.

Ryan hanya tersenyum dan kembali menatap Kyara lebih intens. "Gini kali ya, kalau kita udah nikah," ucap Ryan.

Kyara mengernyit heran,"maksudnya?"

"Ya gini, kamu sibuk masak aku sibuk liatin kamu," jawab Ryan.

Kyara memutar bola matanya jengah, "bukannya ngebantuin malah ngeliatin doang!" cibir Kyara.

"Aku juga bantu kok, aku mantau dari sini takut pisau nya jahat sama kamu," kata Ryan.

"Au ah gelap!" final Kyara sambil membuang muka.

Ryan terkekeh kecil, Kyara itu sangat menggemaskan ketika marah. Bukannya takut, itu malah membuat Ryan semakin suka menjahili Kyara.

Ryan menghampiri Kyara yang sedang sibuk memotong buah-buahan, memeluknya dari belakang yang membuat Kyara sedikit tersentak kaget.

"Itu lagi bikin apa?" tanya Ryan sambil menempelkan dagunya di pundak Kyara.

Kyara tidak membalasnya, apa gadis itu masih marah?

"Kyy, aku nanya loh."

"Lagi potongin buah, mau bikin salad," ucap Kyara.

"Buat aku?" tanya Ryan dengan percaya dirinya.

"Bukan lah, buat Mama. Emang yang suka salad kamu doang?!" ketus Kyara.

Ryan menghela nafasnya sebentar, sepertinya ia salah menetapkan waktu untuk menjahili Kyara.

"Yaudah. Sini, biar aku yang potong-potong Buahnya," kata Ryan sambil meraih pisau yang ada di tangan Kyara.

Kyara beralih ke bumbu masak yang sudah ia haluskan. Gadis itu dengan sangat hati-hati memasukkan bumbu kedalam wajan. Menumis nya dengan api kecil, Kyara mengibas-ngibaskan tangannya. Mengarahkan aroma bumbu itu untuk masuk ke hidungnya, dan sedikit di tuangkan kedalam tangannya untuk mengecek kematangan bumbu itu. Setelah dirasa bumbunya cukup matang, gadis itu memasukkan daging yang sudah ia rebus ke dalam wajan. Mengaduknya pelan agar tidak berceceran mengotori kompor.

"Ky, kek nya kamu udah jago banget masaknya," ucap Ryan sambil memasukkan buah-buahan yang baru ia potong kedalam wadah.

"Gak terlalu sih, Kya cuma suka ngeliatin Mama aja kalo lagi masak. Ngebantuin juga sih kadang-kadang," jawab Kyara.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang