44. Kamu Untuk Aku

81 4 0
                                    

••••

Happy Reading ❤️
_______________

"Aku mencoba mencari penggantimu. Tapi nyatanya, aku hanya mencari dirimu dari orang lain."

_Kyara Alisca.

Kyara duduk termenung di dalam kamarnya, menatap lurus kearah luar. Awalnya gadis itu sedang menyelesaikan pekerjaannya yang dikirim oleh Sekretaris nya Helen. Mendapat kabar dari orang-orang kepercayaannya bahwa perusahaannya baik-baik saja dan tidak ada masalah sedikitpun. Membuat Kyara enggan untuk kembali lagi ke negara itu. Negara yang menjadi pelampiasannya untuk menjauhi Ryan. Namun usahanya nihil, rasa itu enggan pergi dari hatinya.

Tok... Tok... Tok...

Kyara tersentak saat seseorang di balik pintu itu menyadarkan lamunannya.

"Masuk," titah Kyara.

"Papa kira kamu udah tidur Ky," ucap Aldi yang masuk ke kamar Kyara dan mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang.

"Belum ngantuk Pa," sahut Kyara sambil bangkit dari kursi dan duduk di sisi Papanya.

"Lagi lembur ceritanya?" tanya Aldi.

Kyara menggelengkan kepalanya, "enggak sih. Cuma lagi periksa beberapa laporan hasil meeting dari Helen," jawab Kyara yang langsung di angguki oleh Papanya.

"Mama kemana Pa? Kok gak kedengaran suaranya?" tanya Kyara.

"Lagi ada ruang tengah, lagi ngobrol dia sama calon mantu nya," ucap Aldi sambil terkekeh. Kyara yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, Mamanya itu begitu antusias mendengar kabar Bara akan menikah dengan Chika.

"Sejak kapan Chika ada disini?" heran Kyara.

"Chika gak kesini. Mama kamu itu lagi Video Call pake Handphone Abang," jelas Aldi.

"Papa gak ikutan ngobrol juga?"

"Udah tadii, handphonenya keburu di rebut sama Mama kamu," adu Aldi membuat Kyara terkekeh kecil.

"Kalo Omah sama Opah. Kemana Pa?"

"Ya mereka udah tidur lah Ky. Ini kan udah malem, tuh liat," ucap Aldi sambil menunjuk ke arah jam dinding yang ada di kamar Kyara. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih dua puluh menit. Pantas saja kakek neneknya itu sudah tidur.

"Yaudah, Papa mau samperin Mama kamu lagi. Siapa tau udah selesai ngobrolnya. Kamu jangan tidur terlalu malam Ky," ucap Aldi sambil bangkit dari duduknya.  Kyara bergumam sambil tersenyum kepada Papanya itu.

Setelah kepergian Papanya, Kyara menelisik setiap inci di setiap sudut kamarnya. Gadis itu menghela nafasnya sebentar. Semua yang ada di ruang itu tidak berubah sama sekali, semua tata letak bendanya masih seperti dulu. Mungkin karena selama Kyara berada di London Bi Ati selalu rajin membersihkan kamarnya.

Deg!

Tiba-tiba saja jantungnya berpacu lebih cepat. Ia terkejut saat menemukan sebuah barang di laci meja riasnya. Sebuah bingkai foto yang sedikit berdebu Kyara temukan di lacinya. Lagi-lagi Kyara merutuki dirinya sendiri, kenapa ia selalu lupa untuk menyingkirkan barang itu. Fotonya bersama Ryan, merupakan satu-satunya yang Kyara punya sebagai bentuk kenang-kenangan. Tapi, apa barang itu di anggap sebuah kenangan oleh gadis yang sekarang sudah menjadi mantan dari seorang Ryan itu?

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang