3. Es batu & Madu

458 120 250
                                    

••••

Mentari sudah menapakkan sinarnya yang menembus celah-celah jendela kamar. Namun Kyara masih sibuk dengan selimut tebalnya. Terlelap dalam tidurnya, menikmati indahnya mimpi. Bisingnya Suara alarm tidak mampu membangunkan lelapnya gadis itu.

Tok...tok....tok....!!!

"Neng bangun toh, udah siang nanti sekolahnya telat!" teriak bi Ati dari luar kamar sambil mengetok-ngetok pintu kamar.

Tok...tok...tok....!!!

Merasa tidak ada jawaban, Bi Ati memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Kyara. Pemandangan pertama yang ia lihat, nampak seorang putri tengah terlelap begitu tenang dalam tidurnya.

Pelan-pelan bi Ati menggoyang-goyangkan tangan kyara, anak itu tetap saja tertidur.

"Neng, bangun udah siang," ucap Bi Ati.

"Eughh," erang Kyara merasa terusik.

"Jam berapa Bi?" tanyanya sambil menggosok kedua matanya.

" Jam 07:50neng," ujar Bi Ati sambil merapikan tempat tidur.

"Ouhh," gumam gadis itu.

1 detik
.
.
.
.
2 detik
.
.
.
.
.
3 detik

"ASTAGFIRULLAH, ALLAHUAKBAR BIBI KYA TELAT!!!" Kyara langsung lari terbirit-birit ke dalam kamar mandi.

10 menit berlangsung. Kyara baru keluar dari kamarnya. Dengan seragam sekolah yang lengkap, dan style rambut di gulung asal di tambah dengan poni tipis nya yang menambah kecantikannya dan memamerkan leher putihnya.

"Bi orang-orang pada kemana?" tanyanya dengan santai sambil menuruni satu persatu anak tangga.

"Ouh, itu neng kalo Ibu udah pergi dari sehabis subuh sama bapak.  Katanya ada perlu, kalo den Bara udah berangkat tadi pagi," jawab Bi Ati.

Kyara hanya mendengus kesal lalu lari ke meja makan. Sesampainya di meja makan Kyara dengan cepat meminum segelas susu dan berlari menuju luar.

"Ehh Neng sarapan dulu toh!" teriak bi Ati dari dalam rumah.

"Nanggung Bi Kya udah telat!" seru Kyara.

"Ayok pak cepetan!" titah Kyara kepada supir pribadinya setelah memasuki mobil.

Sesampainya di depan gerbang sekolah Kyara hanya bisa pasrah. Apa yang harus ia lakukan gerbang sekolahnya sudah tertutup.

Jam sudah menunjukkan pukul 08:10, gadis itu tidak bisa menghitung berapa menit ia telat. Ini bukan saatnya untuk itung-itungan.

Dari dalam sekolah nampak seseorang tengah berjalan ke arahnya sesampainya di depan gerbang, ia langsung membukakan gerbangnya. Tatapan dingin yang ia perlihatkan membuat nyalinya menciut.

"Kenapa?" Es batu itu mulai berbicara.

"Hah?" Kyara yang dari tadi hanya menunduk kini mendongakkan wajahnya. Yang pertama kali ia lihat adalah tatapan tajam dan dingin yang menyorot padanya.

"Kenapa? tanyanya sekali lagi.

"Apanya?" Selain cantik dan manis Kyara memang menyebalkan. Jika bukan manusia Ryan ingin sekali membuangnya. Ya, laki-laki si mata tajam itu Ryan. Ketua OSIS alias si batu es.

"Kenapa telat?" tanya Ryan.

"Ehh itu, mandinya kelamaan,"  celetuk Kyara tanpa dosa di barengi dengan senyum manisnya.

"Gak bermutu!" sarkas Ryan.

"Ikut gue!"  ajak Ryan dan langsung di ikuti Kyara dari belakang.

"Lo tau kan kalo yang telat harus di apain?" tanya Ryan.

My Dear Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang