(A/N:
Selamat Tahun Baru! 🎊
(Iya, tahu, telat) Semoga yang kita impikan tercapai tahun ini dan kita lebih baik dari tahun kemarin. AamiinMaaf lama update, karena saya merayakan tahun baru, habis itu Writer's block. 😭)
"Aw..."
Guanlin meringis kecil saat Somi menempelkan kompresan es ke punggungnya.
"Gila sih, kita gak bisa nyerang mereka tapi mereka bisa nyerang kita," kesal Lucas disetujui oleh Mark.
"Setahu gue emang Azazel begitu. Agak sulit buat nyerangnya. Apalagi yang emang asli tinggal di hutan itu," jelas Hangyul yang tangannya terbalut perban.
"Tadi tuh hampir. Udah nemu, tinggal diambil. Ck! Kesel gue!" decak Guanlin.
Iya, mereka gagal mendapatkan ketiga kristal itu. Dan berakhirlah para lelaki itu terluka saat kembali ke dimensi milik Hendery.
Beruntung di dimensi tersebut terdapat peralatan medis. Buat jaga-jaga aja, gitu kata Hendery.
"Oke, guys. Dengerin dulu semuanya." Hendery berdiri dari duduknya sambil menepuk-nepuk kedua tangannya membuat atensi berpusat pada pemuda itu.
"Tadi gue sama ciwi-ciwi udah diskusiin ini. Kita juga udah tanya-tanya sama Heejin, Jihoon, dan Woojin lewat chat," lanjutnya.
"Dari yang kita tahu tentang ramalan itu, dunia bakalan dikuasai iblis dan anak-anak kayak kita yang bisa nyelametin dunia ini. Tapi menurut ramalan, kita bakal gagal, yang selamat cuman para cultist yang termasuk Kabbalah," ungkap Hendery.
Hangyul mengernyitkan alisnya. "Heejin, Jihoon, sama Woojin? Kok mereka bisa tahu?"
Eunbin menjawab, "Mereka kan turunan makhluk astral. Mereka bilang, dulu semua makhluk astral, setan, dan iblis tahu hal-hal ini. Mereka sendiri juga baru tahu diceritain ayahnya Woojin. Mereka sendiri yang ngechat kita tadi."
"Woah," hanya kata itu yang dapat diucapkan Lucas. "Eh, tunggu, berarti kita bakalan gagal dong?"
"Ya... bisa jadi. Tapi itu cuman ramalan, 'kan? Maksudnya... bisa aja kita berhasil? Maybe," kata Shuhua sedikit ragu, mencoba membangkitkan harapan dan semangat pada yang lain.
Jeno yang sedari tadi tidak bergeming, kini mendekati Shuhua dan berkata, "Shu, lu bisa gak sama Chani bikin mantra atau ramuan gitu supaya kita punya... pelindung? Ck, gimana ya ngejelasinnya." Jeno menggaruk tengkuknya dengan sedikit frustasi. "Pokoknya kayak bisa menghasilkan perisai pelindung yang kuat gitu buat kita. Bisa lindungi kita dari Azazel."
Shuhua dan Chani yang duduk bersebelahan, kini saling berpandangan.
"Maaf, No. Itu susah," kata Chani. Bisa dilihat raut wajah Jeno yang menunjukkan kekecewaan, begitu juga yang lain.
"Tapi kita bakal coba kok! Pasti bisa. Tenang, gue sama Chani bakal ngatasin itu," timpal Shuhua dengan semangat, memberi harapan. Benar saja, cahaya wajah teman-temannya itu bangkit kembali terutama Jeno yang tadi berharap. Chani mengangkat sebelah alisnya kepada gadis di sebelahnya itu.
"Oke, sekarang kita istirahat dulu di rumah Hendery. Kangmin, Tzuyu, lu berdua bisa kan nganterin kita keluar dari dimensi ini?" Mata Doyeon tertuju pada Kangmin dan Tzuyu secara bergantian–tanpa memedulikan Hendery yang mulai protes karena rumahnya yang akan dijadikan tempat peristirahatan mereka.
Kedua remaja yang ditatap hanya mengangguk kecil.
Kangmin menengok ke samping. Sebuah portal berwarna biru langit kemudian muncul. Ia mengisyaratkan enam orang pertama untuk masuk duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Children [END]
FanfictionJudul awal: DOPPELGANGER Tentang para remaja yang tidak biasa dengan kekuatan luar biasa. Start: Jumat, 12 Juni 2020 !! Bahasa non-baku dan kasar!!