{14} Sosok Nenek

113 11 0
                                    






JLEB




Sebagai penutupan, pemuda itu menghadiahkan satu tusukan di perut korbannya yang sudah tidak bergeming itu menggunakan pedangnya.

Tak lupa juga mengukir huruf M di dahi korban sebagai tanda misinya malam ini telah selesai.

Dirinya sedang berada di apartemen. Targetnya kali ini tinggal di kamar nomor 335.  Sehabis ini ia akan mandi di rumah dan langsung tidur. Rasanya lelah sekali harus memanjat balkon kamar-kamar apartemen ini agar sampai di kamar No. 335.

Tenggorakannya terasa kering. Sebelum pergi, ia meminum minuman yang terdapat di kulkas kamar itu. Es jeruk.

Namun atensinya teralihkan pada sesosok bayangan hitam yang menaiki balkon. Mark mengernyitkan alisnya saat melihat wajah sosok itu.

Seorang nenek tua bertudung hitam.


Bayangan itu melompat ke balkon kamar sebelah. Mark dengan sigap menyiapkan pedangnya, menuju balkon.

Melihat bayangan itu dengan mudahnya membuka pintu kaca dan masuk ke kamar tersebut. Sepertinya penghuni apartemen itu sudah tidur, terlihat dari kamarnya yang gelap.

Mark melompat ke balkon itu, ikut masuk. Melihat ada salah satu pintu ruangan yang terbuka. Mengendap-endap memasukinya.

Tetapi ia tidak menemukan apa-apa, hanya ada sepasang orang tua yang tertidur lelap dengan bayi mereka di kasur lainnya.

"Ish." Mark mengibas-ngibaskan tangannya saat ada seekor ngengat tak sengaja menabrak wajahnya. Lalu pergi begitu saja.

Pemuda itu mendekati tempat si bayi berada. Teringat berita-berita tentang bayi yang meninggal secara tiba-tiba itu.

Si bayi sepertinya sedang tertidur lelap. Sepertinya.




Namun ada yang aneh.






Kulit bayi itu begitu pucat. Mark tidak melihat ada deru nafas dari bayi itu. Ia memberanikan dirinya menyentuh pergelangan tangan si bayi.



Tidak terasa detak nadinya.

Mark menjauhkan dirinya, matanya melebar. Menyadari semuanya.



Jadi selama ini makhluk aneh itu yang menyebabkan para bayi mati kekurangan darah?

Ia langsung menuju balkon kembali. Melihat sekitar. Mencari sesosok makhluk hitam berwajah nenek-nenek itu.


Tapi hasilnya nihil.

Hanya terdengar lolongan yang tidak jauh dari apartemen itu.




Tunggu, suara lolongan?

Mark turun dari apartemen itu menggunakan bantuan balkon-balkon kamar dan kemampuan parkour miliknya.


Ia hafal suara itu.

Mark celingukan mencari asal suara hingga ia terpaku pada pepohonan di dekat apartemen itu. Matanya membulat melihat temannya–


"Lucas!" Mark langsung berlari menghampiri si pemuda berbadan bongsor yang sedang bersama dua pemuda lainnya.

Lucas melihat Mark yang membawa pedang yang masih berlumuran darah dengan topeng dan topi yang dikenakannya. Ia tahu itu Mark, karena pernah diberitahu sebelumnya oleh temannya itu.

"Widih, mantap lu abis bunuh-bunuh orang. Gue kira lu bohong kalau lu bisa bunuh orang," sahut Lucas, menepuk pundak Mark.

Sebenarnya Mark gak pernah kepikiran buat ngasih tahu perannya sebagai Morrow, keturunan dari Zorro, ke Lucas. Tapi berhubung dia tahu Lucas adalah Werecoyote dan gak ada hubungannya sama Mason–perkumpulan rahasia yang menjadi target Mark–jadi dia kasih tahu aja selama Lucas bisa jaga rahasia.

Extraordinary Children [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang