{18} Pencarian

99 18 2
                                    


"Aw!"

Bomin melemparkan perisai miliknya mengenai tangan Yena. Gadis itu memekik kesakitan dan pengendalian terhadap pepohonan yang melilit Chaeyeon, Chaeryeong, dan Nancy melemah. Ketiga gadis itu tidak membuang kesempatan dan membebaskan diri.

Chaeryeong mengarahkan tangannya ke arah tombaknya pergi. Tak lama, tombak itu kembali ke tangannya. Sementara perisai Bomin juga kembali ke tangan pemiliknya.

Jeno melihat ke arah teman-temannya dan berteriak, "Mencar! Hendery, jaga Siyeon!" Memang Jeno masih marah terhadap Siyeon dan Hendery. Tapi dirinya juga masih menyayangi gadis itu. Apalagi pemuda yang bernama Hendery itu jelas-jelas ada di samping Siyeon. Tetapi tidak ada waktu untuk bertengkar sekarang.

"Oh, jadi udah gak berantem lagi nih sama Siyeon?" tanya Bomin membuat Jeno melayangkan pukulan ke pipi pemuda itu dan langsung tersungkur ke tanah.

Doyeon dan Eunbin mengurus Chaeyeon. Iya, mereka berdua sudah berbaikan walaupun sempat tidak ikhlas. Tapi pada akhirnya, mau tidak mau harus saling memaafkan.

Somi melawan Chaeryeong dan Yena melawan Nancy.

Sementara Chani dan Shuhua malah asyik duduk di bawah pepohonan bersama Hendery dan Siyeon memperhatikan perkelahian itu.

Bagaimanapun juga, pasti Jeno dan kawan-kawan yang akan menang. Bomin beserta ketiga gadis itu hanya memiliki kemampuan berperang saja seperti Somi. Tetapi tidak memiliki kekuatan super seperti Jeno yang kuat, Doyeon yang dapat menimbulkan getaran tanah hingga gempa dan banjir, Eunbin yang bila bersatu dengan Doyeon bisa memunculkan lava dari inti tanah, dan Yena yang dapat mengendalikan tumbuhan.

Benar saja, Bomin kini sudah terkapar. Nancy yang terlilit dahan pohon. Chaeyeon yang kakinya terbenam dalam tanah sehingga tidak bisa bergerak. Tersisa Somi dan Chaeryeong.

Namun pada akhirnya, Chaeryeong dijatuhkan oleh Somi. Tetapi gadis itu tidak menyerah. Ia melihat sekitar, pandangannya tertuju pada Siyeon. Tanpa berpikir panjang, Chaeryeong melempar tombaknya ke arah gadis itu.



"KAK SIYEON AWAS!" teriak Somi.

Siyeon yang awalnya fokus menyaksikan Jeno mengalahkan Bomin, kini menoleh ke arah tombak itu datang. Tetapi-









JLEB





"HENDERY!"



Hendery terjatuh setelah tombak itu menusuk perutnya karena melindungi Siyeon. Chani dan Shuhua langsung menghampiri pemuda itu yang kini terkapar dengan Siyeon di sampingnya yang masih terdiam karena shock walaupun air mata mulai keluar karena merasa bersalah. Sementara Somi langsung meng-K.O. Chaeryeong dan ikut menghampiri Hendery.

"Argh," rintih Hendery. Ia menutup matanya. Darah keluar dari perutnya itu. Tidak pernah dirinya merasakan sakit ini.

"Tenang, Hen. Tenang." Shuhua mendekati tangannya ke perut Hendery, membaca sebuah mantra, cahaya biru keluar dari tangannya. Gadis itu terus membaca mantra dibarengi Chani yang menarik tombak itu dari perut Hendery hingga terlepas.

Jeno, Doyeon, dan Eunbin menghampiri mereka disusul Yena setelah melilit kuat musuh-musuh nya itu di pohon.

Hendery masih menutup matanya, badannya tidak bergerak walaupun Shuhua sudah mengerahkan hampir seluruh tenaganya hingga gadis itu melemas. Semua saling bertukar pandang. Siyeon makin merasa bersalah, ia menangis tersedu-sedu membuat Jeno mendekatinya dan merangkul gadis itu.




BLUB

Sebuah suara muncul di belakang mereka, mereka sama-sama melihat ke sumber suara.

Terdapat Kangmin bersama Heejin, Jaemin, Jihoon, dan Woojin yang tiba-tiba muncul. Mereka semua terkapar lemas di tanah dengan nafas tidak beraturan.

Extraordinary Children [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang