{8} Werewolf dan Werecoyote

183 15 3
                                    

"Jadi gimana?"

"Sudah sesuai dengan rencana."

"Bagus."

"Saya dengar, dua bangsa itu akan berperang."

"Benarkah? Wah, sangat tidak terduga."

"Tapi bukankah itu maumu, Tuan?"

"Bisa dibilang begitu."

"Kita hanya tinggal menunggu."

"Kalian semua sudah berkerja dengan baik. Terutama kamu, Chenle."

"Terimakasih, Tuan."

"Mereka akan saling menghabisi. Dan kita, sebagai musuh asli mereka, dengan mudah akan memperluas wilayah kekuasaan tanpa perlu melakukan tumpah darah. Inilah saatnya—








"—bangsa vampire bangkit kembali."






"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Di mana dia?" Hyunjin memojokkan seorang pemuda yang diyakini Werecoyote.

Jibeom namanya.

Iya, yang sebelumnya menahan Hendery.

"A-apaan?" Jibeom mengerjap polos.

Felix yang sedang memegang kerah seragam Jibeom, mendorong pemuda itu hingga terbentur dinding.

"Gak usah pura-pura. Kita tahu kalau bangsa lu yang culik salah satu dari bangsa Werewolf," ujar Felix.

Jibeom menampilkan smirk miliknya. Terkekeh kecil.







Bugh!

Tiba-tiba ia menonjok rahang Felix dan menendang kaki Hyunjin. Membuat dua Werewolf itu kesakitan.

Jibeom melepas kemeja putihnya. Pemuda tampan itu berubah menjadi jati dirinya yang lain. Seekor Werecoyote.

Hyunjin ikut melepas kemejanya. Berubah menjadi Werewolf, diikuti Felix yang hampir terkena cakaran dari Jibeom.

"Anjir," umpat Jibeom dalam hati saat pipinya tercakar oleh Hyunjin.

Selain berjuang untuk menang, mereka bertiga juga sama-sama berjuang menahan untuk mengeluarkan suara lolongan, karena masih di wilayah sekolah dan hal itu dapat mengundang rasa penasaran orang-orang.







Brruk!



Jibeom tersungkur. Felix menginjak punggung pemuda itu dengan Hyunjin yang sudah siap untuk membunuh makhluk yang kedudukannya hampir setara dengan bangsanya itu.

Tanpa disadari, ada seseorang yang mengintip dari balik tembok. Ia ragu apakah harus maju menolong teman sebangsanya itu atau tidak.

"Ayo, Haechan. Kata mamah harus bisa jadi superhero," gumamnya pada diri sendiri. Jantungnya sudah berdegup kencang. Kakinya bergerak-gerak tidak karuan.

Extraordinary Children [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang