{2} Darah

412 24 0
                                    

"Gue pesen susu coklat aja," ucap seorang lelaki dengan eye smile-nya pada temannya yang bernama Jaemin.

Jaemin memberikan tanda 'ok' sebelum pergi meninggalkan lelaki bernama Lee Jeno itu.

Jeno menyalakan handphone-nya dan membuka aplikasi browser yang menampilkan rekomendasi berita-berita terbaru.

Ia membaca salah satu berita tentang pembunuhan di salah satu rumah dengan korban berinisial KTH. Terdapat luka tusukan di perut dan dada korban serta goresan berbentuk M di dahi korban.

Lokasinya di kota sebelah.

Jeno jadi merinding. Entah mengapa akhir-akhir ini banyak terjadi pembunuhan. Ia teringat akan Younghoon, kakak kelasnya, yang mayatnya ditemukan tadi oleh Haechan.

Atensi Jeno teralihkan pada seorang pemuda yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya. Wajahnya menandakan bahwa ia kurang tidur.

"Eh, Renjun. Pa kabar? Udah dihukumnya?" tanya Jeno selaku teman sekelasnya. Renjun hanya menjawab dengan anggukan. Ia tadi pagi memang datang telat, menyebabkannya harus dihukum membersihkan taman sekolah.

"Napa bisa telat?"

"Semalem baru nyampe rumah jam setengah satu. Baru bisa tidur jam dua malem," jelas Renjun, menidurkan kepalanya di atas meja.

"Emang semalem lu pergi ke mana?"

Renjun mendecak kecil. "Kepo. Gak usah banyak nanya."

Jeno cuman mendengus kesal. Tak lama, Jaemin datang dengan es susu coklat dan jus stroberi di tangannya.

"Nih." Jaemin memberikan susu coklat pada Jeno. Tanpa dosa, Renjun mengambil jus stroberi milik Jaemin dan meminumnya.

"Heh, watados." Jaemin merebut kembali jusnya yang tinggal setengah. "Aaah, dikit lagi." Ia menghentakkan kakinya layaknya anak kecil.

Sementara Renjun menyenderkan kepalanya pada bahu Jeno. Tidak menghiraukan Jaemin yang mulai mengeluarkan omelan panjang dari Sabang sampai Merauke.

"MARK!" omelan Jaemin terhenti ketika melihat Mark berjalan bersama seorang pemuda lain. Ia memanggil Mark.

Mark menoleh dan menghampiri mereka bersama temannya itu yang bernama Noh Kangmin.

"Mark, liat. Jus gue diminum sama Renjun," keluh Jaemin sembari memperlihatkan jus miliknya.

"Gak ada yang nanya. Gak penting, sumpah," sahut Renjun. Jaemin mencibir. Sementara Mark cuman terkekeh.

Ia beralih ke temannya. "Duluan aja ke kelasnya. Gue harus ngurus ni tiga anak itik," ucap Mark pada Kangmin. Kangmin cuma mengangguk, lalu pamit pergi.

Renjun memperhatikan kepergian Kangmin. Alisnya terangkat sebelah, melihat Kangmin yang tiba-tiba menghilang setelah melewati sebuah pohon tak jauh dari mereka. Sementara yang lain tidak ada yang memperhatikan, mereka sibuk mendengarkan Jaemin yang mengeluh karena jusnya tinggal setengah.

Tapi ia coba untuk tidak hiraukan itu, mungkin ini efek dia masih mengantuk saja karena pertunjukan semalam.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Extraordinary Children [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang