{3} Mayat

335 17 5
                                    

Malam yang gelap diisi dengan suara-suara serangga nokturnal. Tak lupa sesekali anjing menggonggong menambah kesan seram pada malam itu. Padahal waktu masih menunjukkan pukul setengah delapan malam, tetapi terasa seperti jam satu malam.

Kim Doyeon, gadis bertubuh jangkung itu tidak menghiraukan kesan di malam itu. Ia sendirian menggunakan sepedanya menuju supermarket yang terletak di sebelah komplek perumahannya. Gadis itu memakai sweater ungu dengan celana training.

Ayahnya menyuruh untuk membeli rokok sebungkus. Selain itu, kakaknya, yang sedang mengerjakan tugas kuliah, meminta untuk dibelikan jajanan dan deodorant. Jadi ia terpaksa pergi ke supermarket sendirian.

Doyeon telah sampai di depan supermarket. Ia memakirkan sepedanya di sebelah supermarket itu.

Sebenarnya dari dulu Doyeon bertanya-tanya mengapa supermarket harus dibangun tepat di depan kebun pohon karet. Hanya dibatasi pagar kawat saja. Jadi tempat parkirannya berhadapan langsung dengan kebun itu.



SREK!

Doyeon terlonjak kaget. Ada sesuatu dari arah kebun karet terpental ke pagar kawat. Ia yang penasaran, hendak mendekati pagar kawat pembatas itu.

Bukan. Bukan sesuatu. Tetapi seseorang. Memakai jubah.

Seseorang itu merintih kesakitan. Belum juga mendekati, kedua kaki Doyeon terasa kaku untuk bergerak. Jantungnya berdegup kencang. Pertama kali ia setakut ini.

"Permisi," Doyeon mulai membuka suaranya.

Orang itu refleks menoleh pada Doyeon. Ia adalah seorang gadis dengan rambut panjang. Seluruh matanya hitam sempurna dengan kulitnya yang memucat. Aura hitam di sekitarnya.

Doyeon membulatkan mata melihatnya.













"Tzuyu?"







GUK! GUK! GUK!

Doyeon terlonjak kaget lagi ketika anjing di belakangnya tiba-tiba menggonggong. Ia menoleh pada anjing itu.



Laelaps.

Anjing milik keluarga Jeno.

Jeno memang biasa membebaskan anjingnya keluar rumah. Tapi entah mengapa tiba-tiba anjing itu sudah berada di belakang Doyeon. Yang pasti, Laelaps menggonggong ke arah kebun karet. Doyeon beralih lagi ke kebun itu. Tetapi gadis berjubah itu sudah tidak ada.

Doyeon lalu memerintah Laelaps pergi. Ia memasuki supermarket dan membeli yang ia perlukan.

Saat mengantre kasir, gadis itu tak sengaja mendengar percakapan dua orang pegawai yang sedang mengisi salah satu rak.

"Sis, udah liat belum beritanya?"

"Yang mana?"

"Yang burung-burung listrik itu. Ih, itu ya katanya di deket sini lho."

"Emang kejadiannya kapan?"

"Ih, elu ketinggalan berita banget sih, Sis. Baru aja kemaren. Malem-malem, terus ngeluarin listrik gitu. Ada yang foto sama ngerekam burung itu."

"Editan kali. Kan sekarang lagi trending tuh, apa sih namanya? Photoshop, Photoshop gitu."

"Ah, gak tau juga sih ya."

Dan atensi perhatian Doyeon kembali ke antrian kasir.


Dan atensi perhatian Doyeon kembali ke antrian kasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Extraordinary Children [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang