"EEEHHH?" Yang lain kompak melongo mendengar penuturan dari Tzuyu. Terutama Mark yang memegang pedangnya.
"Kenapa? Ramalan itu bakal terjadi kalau gue masih hidup. Kalau gue mati, gue gak akan ada gunanya lagi buat iblis itu. Jadi bunuh gue aja sekarang," ujar Tzuyu.
"Terus kita diem aja lihat lu dibunuh, gitu?" tanya Haechan, merasa gemas.
"Ya udah kalian tinggal tutup mata," balas Tzuyu dengan polosnya.
"Nggak, nggak, pasti ada cara lain," ucap Doyeon. Mana mungkin ia tega membiarkan sahabatnya mati begitu saja?
"And of course, gue gak bakal mau do this." Mark kembali menyimpan pedangnya dengan aman.
"Nanti kita pikirkan cara lain. Pasti ada kok," ucap Siyeon yang disetujui Seoyeon.
"Lu pada kok bisa biarin Hangyul sama lu semua sebelumnya? Gue tahunya dia emang jahat dari awal," tanya Jinyoung.
"Ya terus kenapa lu gak ngasih tahu gue?" protes Eunbin.
"Gue udah kasih tahu kalau Phoenix harus dibunuh, soalnya Hangyul bakal bikin itu burung berpihak pada kejahatan," jelas Jinyoung.
"Ya tapi elu gak bilang tentang Hangyul. Cuman bilang kalau Phoenix harus dibunuh, ya mana mau hewan peliharaan gue dibunuh, ha?!"
"Kan—"
"Udah heh, gak usah berantem," lerai Siyeon.
"Tau tuh, di kamar aja sono berantemnya," sahut Haechan yang sedari tadi duduk di karpet sembari memakan kacang-kacang dari piring di meja dengan santai.
"Rumah gue, njir." Hendery menoyor kepala pemuda berkulit sawo matang itu.
"Ya kamar hotel maksudnya." Kini Siyeon dan Heejin yang kompak menoyor kepala Haechan. Berbeda dengan Renjun yang sudah menimpuk Haechan sebanyak 3 kali dengan buku setebal 5 cm—yang entah ia dapatkan dari mana.
"Arrgh... bebeb Lucas tolong gue," ucap Haechan dramatis sambil menjulurkan tangannya berharap bantuan ke arah Lucas.
Tetapi Doyeon bergeser ke depan Lucas, menghalangi Haechan. "Apa maksud lo bilang bebeb ke Lucas?!" tanyanya galak dengan kedua tangan disilangkan ke depan dada.
Haechan berdecak kesal. "Gak seru ah, Lucas punya pawang," katanya, memanyunkan bibirnya.
"Makanya cari dong!" ledek Lucas dari belakang Doyeon.
"Kagak ada yang mau sama gue," jawab Haechan membuat beberapa temannya terkekeh.
"Ya elu, tiap cewek dijailin. Cewek-cewek jadi males sama lu," sahut Renjun.
"Lah, tapi kan banyak cerita yang cowoknya jail, ceweknya emosian, tapi akhirnya mereka bisa jadian," tutur Haechan, lalu melanjutkan, "Tuh, si Nana sama Heejin buktinya."
"OH, JADI MAKSUD LU GUE EMOSIAN?" Heejin menatap tajam pemuda berkulit sawo matang itu. Mengundang tawa dari Renjun.
"Nah, kan, salah lagi gua." Haechan menidurkan diri di karpet. Sementara teman-temannya yang lain hanya tertawa melihat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Children [END]
FanfictionJudul awal: DOPPELGANGER Tentang para remaja yang tidak biasa dengan kekuatan luar biasa. Start: Jumat, 12 Juni 2020 !! Bahasa non-baku dan kasar!!