{43} Melawan Tzuyu

28 9 0
                                    

Sosok Tzuyu bermata hitam itu hanya tertawa remeh mendengar penuturan Doyeon.

"Aku suka kepercayaan diri kalian. Kalau begitu, buktikan!" Tzuyu langsung memancarkan sihirnya kembali ke tiga remaja tersebut.

Somi langsung memunculkan perisainya dan maju dengan menahan sihir itu menggunakan perisainya. Sementara itu, Doyeon memunculkan trisula di tangannya yang sudah cukup lama tidak dimunculkan. Ia kemudian menancapkan trisulanya ke tanah.

Tanah kemudian bergetar. Bebatuan terjatuh dari langit-langit. Tzuyu berhasil menghindari bebatuan tersebut. Walaupun begitu, hal itu berhasil menghentikan Tzuyu dari memancarkan sihirnya.

Chani memanfaatkan itu dengan berlari menghampiri Jeno dan membantu pemuda itu berdiri. Jeno langsung saja mendekati sangkar itu, sementara Doyeon mencoba mengalihkan fokus sosok Tzuyu itu dengan menyerangnya menggunakan bebatuan besar. Ditambah bantuan Somi yang mencoba mengarahkan tombaknya walaupun selalu meleset karena Tzuyu bisa menghindarinya. Tidak mau kalah, Tzuyu juga menyerang kedua gadis itu dengan sihirnya membuat Doyeon dan Somi juga harus menghindarinya.

Jeno dan Chani meneliti sangkar itu dan sayangnya tidak ada pintu di sangkar. Kedua tangan Jeno akhirnya memegang jeruji sangkar yang bersebelahan dan menariknya dengan arah berlawanan.

"Arrrgh!" geram Jeno, berusaha sekuat tenaga. Biasanya membelah besi-besi seperti ini, Jeno cukup kuat tanpa perlu mengeluarkan usaha. Tapi, entah mengapa, besi sangkar yang satu ini sangatlah kuat.

Tzuyu melihat Jeno yang berusaha membuka sangkar besi tersebut. Sembari menghindar dari serangan Doyeon dan Somi, sosok gadis itu langsung mengarahkan tangannya ke arah Jeno. Chani, yang berada di sebelah si pemuda, menyadari hal tersebut.

Tzuyu menyerang Jeno dengan sihir yang ia munculkan dari tangannya. Tetapi, Chani langsung melompat ke arah Jeno hingga mereka berdua akhirnya terjatuh. Sihir tersebut meleset dan malah mengenai jeruji besi dari sangkar yang Jeno sempat tarik.

Jeruji-jeruji besi tersebut malah hangus sehingga membentuk lingkaran terbuka di sangkar sebagai pintu masuk.

Tzuyu menggeram tidak suka. Matanya menatap tajam Jeno dan Chani yang masih terkapar di tanah. Ia kini kembali mengarahkan tangannya ke kedua pemuda itu.



Bruk!

Belum juga ia memancarkan sihirnya kembali, perisai yang dilemparkan Somi berhasil mengenai perutnya hingga akhirnya Tzuyu yang awalnya melayang di udara itu terjatuh keras ke daratan.

Doyeon dan Somi berlari mendekati sosok Tzuyu yang sekarang terkapar lemas di tanah. Somi mengambil kembali perisainya. Mereka semakin mendekati sosok Tzuyu yang terlihat mulai tidak sadarkan diri dengan mata terpejam itu.

"Tzuyu...?"




Siapa sangka di balik matanya yang terpejam, sosok itu kembali tersenyum jahat.



DUAR!

Energi sihir yang besar dikeluarkan hingga terdengar seperti ledakan. Doyeon dan Somi terhempas begitu saja dengan keras hingga masing-masing dari mereka menubruk tembok di belakang mereka.

Jeno dan Chani yang baru saja bangkit, membelalakkan mata mereka. Asap-asap bekas ledakan sihir itu masih mengepul di dalam ruangan tersebut. Tanpa berpikir panjang, Jeno berlari ke dalam kepulan asap itu.

Kini Chani ditinggalkan sendirian. Ia kembali melihat sangkar berisi Tzuyu berjubah putih yang tidak sadarkan diri itu. Kakinya kemudian melangkah memasuki sangkar tersebut. Ia kemudian meneliti dan menyentuh rantai yang mengikat kaki dan tangan sosok berjubah putih itu. Chani berdecak sebal menyadari ia tidak dapat membuka atau memutuskan rantai tersebut.

Extraordinary Children [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang