Bruk!
Bruk!
Bruk!
Bruk!
"Temen-temen!" Siyeon berlari menghampiri keempat pemuda yang pada akhirnya sama-sama terlempar ke pintu masuk mereka tadi. Lucas dan Felix kembali ke wujud manusianya.
Keempat pemuda tersebut meringis kesakitan. Lucas yang pertama kali bangun, membantu ketiga temannya berdiri. Felix memegangi bahunya yang terluka. Sedangkan, Mark menatap salah satu pedangnya yang sudah patah akibat si penjaga pemegang kapak.
"Kita gak bisa kayak gini terus," kata Lucas. Sementara itu, Jinyoung hanya menatap kedua penjaga itu yang kini terdiam di depan kuali raksasa. Ia mengelap darah yang ke luar dari dahinya sembari berpikir sejenak.
"Kita gak bisa nyerang sendiri-sendiri. Kita harus serang langsung bareng-bareng," ujar Jinyoung membuat yang lain menoleh padanya. Jinyoung menatap balik mereka satu per satu.
Setelah diskusi dalam waktu sedikit, mereka kembali bersiap. Tidak memedulikan luka yang ada pada tubuh atau pun wajah mereka. Lucas dan Felix kembali berubah ke dalam bentuk Werecoyote dan Werewolf mereka. Mark sudah siap dengan pedangnya yang masih utuh. Sementara itu, Siyeon tetap berada di belakang mereka. Tidak melakukan apa-apa.
Dalam sekejap, Lucas, Mark, dan Felix maju untuk menyerang kembali kedua penjaga tersebut. Siyeon mengernyitkan alisnya saat Jinyoung tidak ikut maju, melainkan hanya berdiri beberapa langkah di belakangnya.
"Jinyoung, kok lu—?"
"Maaf, Siyeon, tapi lu juga harus berguna," potong Jinyoung membuat Siyeon semakin mengernyitkan alisnya. Belum juga Siyeon bersuara kembali, Jinyoung sudah berubah ke dalam bentuk burungnya dan terbang ke arah Siyeon membuat gadis itu refleks menunduk sembari memekik kecil karena aksi tiba-tiba itu. Tangannya melepas hoodie milik Lucas yang sedari tadi ia genggam.
Jinyoung mencengkram kedua bahu Siyeon dan membawanya terbang membuat gadis tersebut kembali memekik kaget. Dari atas, ia dapat melihat Lucas dan Mark yang menyerang penjaga pembawa flail dan Felix yang menyerang penjaga berkapak (sekali-kali Mark membantu Felix).
"Ngak!"
Suara burung dari Jinyoung membuat Siyeon kembali mengalihkan fokus ke pemuda Impundulu itu dan melihat ke depan saat dirinya sudah dekat dengan kuali raksasa.
"Ngak!"
Lagi-lagi siluman burung itu berbunyi yang entah mengapa pertanda bagi Siyeon kalau ia akan dijatuhkan. Dengan siaga, ia menyiapkan posisi tangan dan kakinya.
Sret...
Benar saja, ia dijatuhkan begitu saja di pinggiran kuali. Pendaratannya bisa dibilang kurang mulus karena sebagian tubuhnya hampir terjatuh ke bawah, tapi beruntungnya ia dapat menahannya dan kini mencoba berdiri pinggiran kuali raksasa tersebut. Sementara itu, selepasnya menjatuhkan Siyeon, Jinyoung langsung pergi bergabung dengan ketiga pemuda lainnya.
"Siyeon!"
Siyeon menoleh ke dalam kuali. Ia mendapati teman-temannya dalam bentuk sukma putih berupa bagian kepalanya saja dan sedang terputar-putar di dalam kuali tersebut.
"Gimana cara gue bebasin kalian?" tanya Siyeon.
"Ambil sukma kami ini dari dalam kuali, terus lepas gitu aja. Tapi, hati-hati, jangan sampai lu jatuh ke dalam kuali ini," ujar Hendery. Siyeon mengangguk paham. Ia kemudian sedikit berjongkok agar dapat meraih sukma-sukma tersebut.
Salah satu penjaga, yang bersenjata flail, menyadari Siyeon yang sudah berada di pinggiran kuali tersebut. Penjaga itu menyerang perut Lucas dengan keras menggunakan bola besinya hingga Werecoyote itu terjatuh dan mengarahkan bola besi berduri itu ke arah Siyeon yang sedang berusaha meraih sukma teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Children [END]
FanfictionJudul awal: DOPPELGANGER Tentang para remaja yang tidak biasa dengan kekuatan luar biasa. Start: Jumat, 12 Juni 2020 !! Bahasa non-baku dan kasar!!