Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menerima sebuah karma tanpa melakukan kesalahan apapun.
~~~Perhatian :
Mulai hari ini jadwal update About S bakal gak tentu. Karena banyak faktor, terutama kuota🤣 Untuk hari update, bisa kapan aja, yang pasti dalam seminggu akan update tiga kali. So, jangan sampe ketinggalan buat terus baca About S nya ya, guys?Oke, happy reading this part, guys!❤
••
Hening. Mungkin terkesan tegang bagi Syafa. Sejak tadi ia merasa cemas. Kedua tangannya meremas bajunya, tanda ia benar-benar tidak tenang. Bercak-bercak rasa takut mulai menghinggapi dinding hatinya.Terakhir kali saat Siddharth membicarakan sesuatu pada Vibha dan Abhishek, itu berujung dengan hal buruk hingga membuat janinnya harus gugur. Dan kini Siddharth akan mengungkapkan sesuatu lagi pada Vibha dan Abhishek. Apa yang akan terjadi setelahnya? Syafa benar-benar tidak berharap bahwa ini akan berakhir buruk lagi. Tidak. Jangan sampai.
Jujur saja Syafa ingin mengakhiri ketegangan ini sebelum Siddharth mengungkap isi pikirannya. Tapi apa yang bisa ia lakukan dalam posisi saat ini? Saat ini ia hanyalah seorang pelayan di mata Siddharth, dan seorang pelayan tidak mungkin melarang tuannya untuk melakukan apa yang ia inginkan.
Ah, apa yang dipikirkan Syafa? Dia istrinya Siddharth, kan? Bukan pelayan.
'Nggak. Ini salahku. Aku yang bikin skenario ini. Dan sekarang skenario itu memberi karma padaku, hingga suamiku sendiri benar-benar menganggapku sebagai pelayannya.'
Sial. Kenapa baru terpikirkan sekarang?
Kecemasan Syafa semakin bertambah saat bola matanya sukses menangkap bayangan Vaishnavi yang mulai mendekat. Degup jantungnya semakin kencang. Ia harus segera bersiap. Mungkin akan ada drama yang terjadi setelah ini. Dan ia harus menyiapkan energi ekstra untuk menghadapinya.
Setelah Vaishnavi duduk di tempatnya semula, Abhishek segera mengalihkan pandangannya menatap Siddharth, membuat Siddharth ikut mengalihkan perhatiannya.
"I won't ask. I want to hear what you have to say. So, say what you want to say." (Aku tidak akan bertanya. Aku ingin mendengar apa yang akan kau katakan. Jadi, katakanlah apa yang ingin kau katakan.) Datar, tenang, serius, tegas, semua itu menggambarkan raut wajah Abhishek saat ini.
"I'm twenty years now, right?" (Usiaku saat ini dua puluh tahun, kan?) Tanya Siddharth menyambut ucapan Abhishek.
"Yes. Then?" (Ya. Lalu?) Jawab Abhishek masih tampak tenang.
Siddharth tampak menghela nafas dalam mendengar jawaban Abhishek. Sejenak ia terdiam sembari mengulas senyuman tipis di bibirnya.
"Like you got married at twenty years. So now.." (Seperti kau yang menikah di usia dua puluh tahun. Jadi sekarang..) Siddharth sengaja menggantung ucapannya, membuat pandangan semua orang semakin terpaku padanya.
Syafa semakin dilanda ketegangan. Tidak. Jangan katakan itu, Sidd. Please.
"I also want to get married." (Aku juga ingin menikah.) Lanjutnya tanpa berpikir panjang.
Seperti tersambar petir di tengah pekatnya malam, dada semua orang tersentak hebat saat mendengar ungkapan terakhir Siddharth. Bola mata mereka membulat sempurna saat menatap Siddharth dengan tajam.
Apa ini? Menikah? Dia ingin menikah? Bagaimana mungkin? Lalu bagaimana dengan Syafa?
"M-- Menikah? Lagi?" Gumam Syafa nyaris tak terdengar. Bibir serta suaranya tampak bergetar, tanda dalam sekejap jiwanya sukses terguncang akibat satu ungkapan Siddharth baru saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
About S
FanficTAMAT Ketika Jodohmu Adalah Idolamu Genre : Fiksi/Fanfiction Jadi, semua adegan di cerita ini hanya merupakan kisah fiktif atau rekaan belaka. Tidak ada unsur nyata sama sekali. Mohon pengertian dan kerjasamanya, agar tidak terjadi kesalahfahaman. [...