22. Lost Of Love

92 11 8
                                    

Kamu pergi. Tapi kemana aku harus mencarimu? Kamu menghilang. Lalu dimana aku bisa menemukanmu?
~~~

Happy reading, guys!❤

••

SAYA TERIMA NIKAHNYA SYAFA RIEN NAURA BINTI SYANDANA ANDREAS DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT TUNAI.

Seorang pangeran datang. Mengucapkan janji suci dan sumpah pernikahan di hadapan Tuhan, Penghulu dan kedua orangtuanya. Satu kalimat yang membawanya ke dalam bahtera rumah tangga. Pangeran itu membawanya pergi menuju istananya, dan memberinya begitu banyak cinta.

I don't want to marry you as Siddharth Nigam. I want to marry you as an ordinary man who can finally fall in love.
(Aku tidak ingin menikahimu sebagai Siddharth Nigam. Aku ingin menikahimu sebagai pria biasa yang akhirnya bisa merasakan jatuh cinta.)

Kini pria biasa itu telah pergi. Syafa kehilangan pria biasa yang mencintainya dengan tulus, tanpa pamrih. Tidak ada lagi pria biasa yang akan memberinya banyak cinta dan kebahagiaan.

Kini hanya tertinggal seorang Siddharth Nigam. Yang sangat jauh dengan dirinya. Yang sama sekali tidak mengenalnya. Yang tidak mengerti akan makna dari sebuah cinta sejati.

Now you don't need to ask anymore. I only like you. And will still love you, Ruuhii.
(Sekarang kamu tidak perlu menanyakannya lagi. Aku hanya menyukaimu. Dan akan tetap mencintaimu, Ruuhii.)

Pria biasa itu pergi. Tapi kemana Syafa harus mencarinya? Pria biasa itu menghilang. Lalu dimana Syafa bisa menemukannya? Pria biasa itu pernah membuat janji. Tapi kapan ia akan kembali lagi?

Syafa merindukan pria biasa itu. Baru beberapa saat pria itu pergi, namun dia langsung tersadar bahwa dia tidak bisa jauh dari pria biasa itu. Syafa ingin tetap bersamanya. Berada di sampingnya dan menghabiskan semua waktu hanya dengan pria biasa itu.

Dulu, Syafa fikir bahwa ia memang memiliki perasaan lebih kepada Siddharth Nigam. Ia ingin memiliki pria yang memiliki sejuta bakat itu. Ia mengaguminya. Ia mencintainya. Lebih dari seorang idola.

Itu dulu. Ya, itu dulu.

Dalam sekejap, Syafa langsung tersadar. Dia tidak menginginkan Siddharth Nigam. Dia sama sekali tidak mencintainya. Dia tidak mengharapkannya.

Syafa hanya menginginkan satu orang. Pria biasa yang kini sudah menjadi suaminya. Dia hanya mencintai suaminya. Dia hanya mengagumi suaminya. Hanya suaminya. Bukan orang lain. Bukan Siddharth Nigam.

Di atas lantai bernusana putih itu, Syafa melangkah dengan gontai. Langkahnya keluar dari gedung besar yang didominasi aroma khas racikan-racikan obat itu.

Tempat itu memang memiliki seribu macam obat. Namun obat-obat itu hanya bisa menyembuhkan luka fisik saja.

Sementara kini bukan fisiknya yang terluka. Tapi batinnya. Hatinya yang terluka. Hatinya yang bersimbah darah. Dan tempat itu sama sekali tidak memiliki penawarnya.

Penawarnya hanya satu. Suatu tempat yang akan membuatnya merasa lebih tenang. Tempat yang ia jadikan untuk menumpahkan semua keluh kesah dan setiap rasa sakitnya.

Langkah kakinya membawanya kembali ke rumah Sang penciptanya. Kakinya menginjak lantai dari rumah suci itu. Rumah Tuhan yang penuh dengan ketenangan. Dan ia yakin, hanya tempat ini yang bisa memberikan penawar bagi organ hatinya yang terus bersimbah darah tak kasat mata.

Malam yang semakin larut, membuat tempat itu kosong. Semua lampu pun sudah mati, hanya tersisa lampu besar yang berada tepat di tengah bangunan itu.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang