9. My Husband?

245 14 24
                                    

Dialah jodohku. Dan dialah pangeranku.
~~~

Siapa yang penasaran sama suaminya Syafa?😀 Kalian akan dapet jawabannya sekarang. So, happy reading!🤗

••
"Baiklah nak, pakaikan cincin pernikahan di jari manis istrimu." Ucap Penghulu setelah menyelesaikan doanya.

Pemuda itu mengangguk setuju. Kemudian ia mengambil cincin pernikahan itu dari tempatnya. Tatapannya yang tajam namun menenangkan, kembali terarah pada Syafa yang sedari tadi terus tertunduk.

Keduanya memang duduk saling berhadapan, namun tetap saja Syafa masih enggan mengangkat pandangannya.

Senyuman manis terus terpajang di bibirnya saat ia menatap wajah Syafa di balik kerudung putih transparannya. Perlahan pandangannya turun menatap tangan Syafa. Kemudian tangannya bergerak mendekati tangan sebelah kiri Syafa.

Baru saja tangan suaminya meraih tangannya, entah kenapa lagi-lagi Syafa merasakan sengatan listrik yang entah darimana asalnya.

Refleks Syafa akan menarik tangannya kembali, namun dengan sigap suaminya itu langsung menggenggam tangan Syafa dengan erat. Seolah ia tahu bahwa Syafa akan bereaksi demikian.

Dengan penuh perasaan, pemuda itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis Syafa. Kemudian ia mengelus tangan Syafa perlahan setelah cincin itu terpasang dengan sempurna di jari manis Syafa.

Seperti sebelumnya saat ia memakai cincin dengan hiasan dua huruf S yang saling tertaut itu, Syafa kembali merasakan hal yang sama setelah cincin pernikahan itu terpasang di jari manisnya. Syafa merasakan ada sebuah hubungan baru lagi yang mengikat dirinya. Mungkin saja ini memang saling berkaitan.

"Nak Syafa, sekarang giliranmu. Pakaikanlah cincin pernikahan itu di jari suamimu."

Syafa tampak menghela nafas dalam saat mendengar ucapan Penghulu. Sejenak Syafa terdiam. Kemudian, setelah cincin pernikahan berada dalam genggamannya, perlahan Syafa menggenggam balik tangan suaminya kemudian memakaikan cincin pernikahan itu dengan gerakan perlahan.

"Sekarang ciumlah tangan suamimu. Mintalah doa dan berkat darinya." Ujar Penghulu sebelum Syafa melepaskan tangan suaminya itu.

Sejenak Syafa kembali menghela nafas dalam. Kemudian, ia menundukan kepalanya dengan perlahan dan mencium punggung tangan dari suaminya itu.

Pemuda itu tampak tersenyum lebar saat Syafa melakukan hal itu. Seolah seluruh kebahagiaan di dunia ini menimpa dirinya, ia benar-benar merasa bersyukur dan beruntung telah memiliki Syafa sebagai istrinya.

Tatapannya terhadap Syafa semakin lekat saat Syafa menyelesaikan ciuman di tangannya.

"Nak, sekarang bukalah kerudung istrimu, dan lihatlah wajah istrimu secara jelas." Ucap Penghulu kepada sang mempelai pria.

Pemuda itu kembali mengangguk setuju. Kedua tangannya perlahan bergerak mendekati kerudung yang menutupi wajah Syafa. Detak jantung Syafa semakin tak terkendali kala pemuda itu mulai membuka kerundungnya.

Senyuman pemuda itu terukir semakin indah kala berhasil membuka kerudung Syafa dan melihat wajah Syafa dengan lebih jelas. Sementara Syafa masih bertahan dengan kepala tertunduk.

"Nak Syafa, tataplah wajah suamimu." Ujar Penghulu agar Syafa mau mengangkat pandangannya.

Sejenak Syafa terdiam. 'Tuhan, haruskah aku melihat wajahnya sekarang? Aku masih merasa belum cukup berani melakukannya.' Batin Syafa.

Perlahan namun pasti, akhirnya Syafa mau mengangkat kepalanya yang sejak tadi terus tertunduk. Ya, Syafa memang mengangkat kepalanya, namun lihatlah, kedua matanya justru kembali tertutup rapat.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang