12. Because Saree

181 12 29
                                    

Aku memang selalu dikelilingi banyak gadis. Tapi ketahuilah, dihatiku hanya ada dirimu.
~~~

Siapkan jantungmu lagi jombs😁🤣

Siapkan jantungmu lagi jombs😁🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!🤗

••
Siddharth tampak terduduk di atas tempat tidur king size-nya. Ia masih belum memakai bajunya kembali. Udara terlalu panas baginya, padahal sejak tadi AC terus menyala.

Kedua tangannya tengah berkutik pada keyboard laptopnya. Tak ada hal apapun yang dilakukannya, ia hanya sekedar menunggu Syafa yang kini masih bersiap dengan pakaian saree-nya.

Lima belas menit lamanya Siddharth harus menunggu, akhirnya pintu kamar mandi terbuka. Perhatian Siddharth langsung teralih saat mendengar suara pintu terbuka.

Namun, dahinya harus mengerut saat menatap Syafa yang kini masih terdiam kikuk di muka pintu kamar mandi. Siddharth segera turun dari tempat tidurnya.

"Heh? What this is? You haven't wear it right." (Heh? Apa ini? Kamu belum memakainya dengan benar.) Ujar Siddharth sembari melangkah mendekati Syafa.

Tatapan tajam Siddharth mengikat penampilan Syafa dari bawah hingga atas. Rok panjang (biasanya disebut inskirt) berwarna putih polos sudah melekat dengan atasan pendek berwarna biru langit sebatas bawah dada ala India.

Semua gelangnya sudah terpasang di pergelangan tangannya. Sementara poin utamanya, yaitu kain saree, justru masih tergulung tak beraturan di tubuhnya.

"Why are you wearing it like this?" (Kenapa kamu memakainya seperti ini?) Tanya Siddharth saat berada di hadapan Syafa.

Syafa tampak tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. "Actually, i can't wear this saree cloth." (Sebenarnya, aku tidak bisa memakai kain saree ini.) Jawab Syafa benar-benar kikuk karena malu.

"What? You don't know how to wear a saree?" (Apa? Kamu tidak tahu cara memakai saree?) Tanya Siddharth yang membuat Syafa semakin salah tingkah.

Syafa hanya bisa menganggukan kepalanya perlahan tanpa bisa bersuara lagi.

"Why didn't you talk from the start?" (Kenapa kamu tidak bicara dari awal?) Tanya Siddharth lagi.

"I've been trying to wear it right. But still i can't." (Aku sudah berusaha untuk bisa memakainya dengan benar. Tapi tetap saja aku tidak bisa.) Jawab Syafa seadanya.

Siddharth tampak menghela nafas tak habis fikir. Meski begitu, senyuman tipis nan manis perlahan menghiasi bibirnya kala ia menatap wajah Syafa yang masih salah tingkah karena malu.

"Okay. Come here. Let me help you wear it." (Baiklah. Kemari. Biar aku membuantumu memakainya.) Siddharth meraih tangan Syafa dan menariknya sedikit menjauh dari muka pintu kamar mandi.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang