7. Karena Kecewa

198 19 25
                                    

Sejak awal aku memang membencimu. Kemudian aku mencintaimu. Dan karena kecewa, aku kembali membencimu.
~~~

Happy reading, guys!🤗

••
Kecewa. Sudah tentu. Merasa terkhianati. Sangat. Syafa benar-benar tak menyangka bahwa patah hati rasanya akan sesakit ini. Jujur, semula ia merasa tak bermasalah jika idolanya itu akan menikah dalam waktu dekat ini. Tapi jika calon istri dari idolanya itu adalah sahabatnya sendiri? Syafa benar-benar merasakan penghianatan besar.

Mengapa Rhea tidak mengatakan hal itu sejak awal? Bahkan Rhea justru malah melarang Syafa untuk memiliki harapan tinggi terhadap Siddharth Nigam. Rhea berusaha menyadarkan posisi Syafa, namun justru ia yang mengambil posisi itu dari seorang Siddharth Nigam yang selama ini selalu dipuja oleh Syafa.

Apakah Rhea benar-benar berniat untuk menghentikan mimpi Syafa? Apa niat Rhea yang sebenarnya?

Rasa sakit yang kini tengah menikam organ hatinya itu, justru membuatnya tak bisa menampakkan reaksi apapun. Wajahnya datar. Bibirnya terkatup rapat.

Gelapnya malam yang ia lihat diluar kaca mobilnya, seolah menggambarkan hatinya yang tiba-tiba berubah gelap. Seakan angin malampun gagal menyembuhkan hati yang baru saja terluka itu.

"Syafa, kamu kenapa, nak?" Tanya Syan yang berhasil membuyarkan lamunan Syafa seketika.

"Gak papa." Jawab Syafa berdusta.

Pandangan Syafa perlahan tertunduk, berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang sempat disadari oleh Syan dan Sreya.

Syan masih menyetir mobilnya menuju pulang. Menyadari reaksi Syafa yang demikian, justru sebuah senyuman tampak hadir di bibirnya. Begitupun dengan Sreya.

"Pasti masih mikirin Siddharth Nigam, kan?" Tanya Sreya yang justru malah menggoda Syafa.

"Jangan sebut nama itu lagi!" Sambar Syafa dengan tegas.

Refleks Sreya terbungkam. Senyuman Syan dan Sreya menyusut saat mendapatkan gertakan Syafa yang demikian. Terlebih saat berhasil menyadari wajah Syafa yang mulai menampakkan emosi. Rahang Syafa mengeras saat ia kembali mendengar nama Siddharth Nigam.

Pandangan tajam Syafa kembali teralih pada pemandangan malam yang bisa ia lihat di dalam mobil. Secara paksa, kejadian di Mall tadi harus kembali menguasai fikirannya. Setiap adegan kala itu kembali terlihat bahkan saat matanya terbuka.

Hatinya semakin sakit tak tertahankan. Dadanya semakin sesak. Bola matanya yang sudah memerah semakin terasa memanas. Tesh!* Tak disadari sebutir kristal bening berhasil meluncur di permukaan pipinya.

Hanya sesaat bertahan hingga kemudian Syafa segera menghapus air matanya dengan kasar. 'Sial! Buat apa gue nangisin mereka?' Batin Syafa geram.

Sreya berhasil menyaksikan kristal bening itu meluncur dari kelopak mata Syafa. Sreya dibuat bingung olehnya. Sreya benar-benar tak mengetahui apa yang sedang terjadi pada Syafa. Namun ia merasa yakin bahwa Syafa menangis karena ia yang sempat menyebut nama Siddharth Nigam. 'Tapi, Syafa punya masalah apa sama Siddharth?' Batin Sreya benar-benar tak mengerti.

•••

Laju mobil Syan perlahan melambat kala memasuki pekarangan rumahnya. Setelah Syan mematikan mesin mobil, tanpa perintah Syafa segera turun dari mobilnya. Tanpa permisi pula, Syafa melangkahkan kakinya dengan cepat memasuki rumah.

Sreya dan Syan yang baru keluar dari mobil, menatap kepergian Syafa dengan bingung. Terlebih saat melihat raut wajah Syafa yang tak kunjung berubah sejak dalam perjalanan tadi. Mereka benar-benar tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi pada Syafa.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang