27. Perindu Senja

62 8 2
                                    

Ketika gerhana merenggut senjanya. Merenggut pelanginya. Langit berusaha menjadi penenang jiwa, dan bintang terus menjadi penguat hati.
~~~

Happy reading, guys!🤗

••Senja kembali datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••
Senja kembali datang. Semburat jingga di lanskap barat tak pernah pudar keindahannya. Meski hanya datang sesaat, namun keindahannya tak mungkin bisa dilupakan begitu saja. Pesonanya membuat banyak orang rela menunggu untuk kembali melihatnya.

Syafa masih merindukan senjanya. Senja yang telah memberikan banyak cinta dan kasih sayang padanya. Entah kapan senjanya akan kembali. Sampai saat ini Syafa masih menunggunya. Dan hanya bisa menungu.


Satu kalimat kasar tak bisa menjadi alasan untuk ia berhenti merasa rindu. Bagaimanapun dia, dia akan tetap menjadi senja yang selalu dirindukannya.

Syafa melangkah di atas lantai bernuansa putih itu. Langkahnya menuju suatu tempat yang mungkin ia bisa melihat senjanya kembali. Tempat yang sama disaat pertama kalinya senja membuat janji untuknya.

Baru saja sampai di muka pintu ruang gym, langkahnya terhenti saat pandangannya berhasil mengikat sosok yang tengah dicarinya. Perlahan namun pasti, senyuman tipis nan menenangkan hadir menghiasi bibirnya.

Empat meter jauhnya, Siddharth tengah melakukan pull up-menaikkan dan menurunkan tubuh. Like this..

Semua otot tangan, dada, perut dan punggungnya terlihat dengan sangat jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua otot tangan, dada, perut dan punggungnya terlihat dengan sangat jelas. Pasalnya kini tengah bertelangjang dada dan hanya mengenakan kolor pendek saja. Seluruh tubuhnya pun nyaris dipenuhi oleh keringat yang terus bercucuran.

Raganya memang tengah melakukan olahraga, namun sepertinya tidak bersama pikirannya juga. Pikirannya seolah melayang entah kemana.

Dan lagi-lagi alasannya masih sama. Syafa. Meski selalu kesal jika teringat akan semua hal tentang Syafa, namun seolah ia tak bisa menyingkirkan masalah itu dari otaknya.

"YOU CARELESS!" (DASAR CEROBOH!) Brakh!* Tiba-tiba saja teriakannya itu kembali menggema di telinganya sendiri.

Saat itu ia begitu emosi. Namun kini, ketika ia kembali mengingat wajah Syafa yang syok bercampur rasa takut kala itu, entah kenapa seolah ada sebuah rasa yang menyusup dinding hatinya. 'Am i being too harsh with her?' (Apakah aku terlalu kasar padanya?) Batinnya.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang