16. Meet Up

139 14 63
                                    

Harus berapa kali aku katakan? Hatiku hanya milikmu. Tidak untuk orang lain.
~~~

Happy reading!🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!🤗

••
Syafa masih berada di dalam kamar mandi. Baru saja ia selesai bersiap. Celana jeans yang dikenakannya berpadu dengan baju lengan pendek yang juga berwarna putih. Rambut panjang yang bergelombang diujungnya ia biarkan tergerai dan dihiasi oleh sebuah bando yang juga berwarna putih polos.

Setelah merasa selesai bersiap, Syafa memutuskan untuk keluar dari kamar mandi. Namun baru saja pintu kamar mandi terbuka, Syafa cukup dibuat terkejut kala melihat sosok Siddharth yang kini berjarak tiga meter darinya.

Bukan karena apa yang dilakukannya, namun karena penampilannya. Seperti Syafa yang sudah bersiap, Siddharth pun terlihat sangat rapi dengan stellan pakaian berwarna putih bercorak yang sudah melekat di tubuhnya.

Dahi Syafa meengerut. Matanya tampak menyipit kala menatap Siddharth dengan tajam.

"Hubby? Are you going too?" (Hubby? Kamu juga akan pergi?) Tanya Syafa sembari melangkahkan kaki mendekati Siddharth.

"Yes. I can't possibly let you go alone." (Ya. Aku tidak mungkin membiarkanmu pergi sendirian.) Jawab Siddharth seadanya.

"Are you seriously will going to school with me?" (Apa kamu serius akan pergi ke sekolah bersamaku?) Tanya Syafa masih belum yakin.

"Of course. So what?" (Tentu saja. Memangnya kenapa?) Tanya balik Siddharth.

Syafa menghela nafas sekilas. "Hubby, you are an actor. Everyone certainly know you. Then what if everyone in school sees you? I'm sure things won't be all right." (Hubby, kamu adalah seorang aktor. Semua orang pasti mengenalmu. Lalu bagaimana jika semua orang di sekolah melihatmu? Aku yakin semuanya pasti tidak akan baik-baik saja.)

Sebelum hal itu benar-benar terjadi, bahkan Syafa sudah bisa membayangkan bagaimana ricuhnya keadaan di sekolah jika semua orang berhasil melihat kehadiran Siddharth.

"You don't have to worry about that. I have a solution for that." (Kamu tidak perlu khawatir soal itu. Aku punya solusi untuk itu.) Ucap Siddharth dengan dihiasi senyumannya, namun justru membuat kerutan di kening Syafa semakin terlihat jelas.

Entah apa yang dilakukannya, Siddharth segera menuju meja kecil yang berada di samping tempat tidurnya. Siddharth membuka salah satu laci dan mengambil sesuatu di dalamnya, kemudian ia kembali menghampiri Syafa.

"I will wear this." (Aku akan memakai ini.) Ujar Siddharth seraya memperlihatkan sesuatu kepada Syafa.

Tatapan tajam Syafa langsung teralih menatap sesuatu yang kini berada di tangan Siddharth. 'Masker?' Batin Syafa.

"I will wear it like this." (Aku akan memakainya seperti ini.) Ucap Siddharth sembari memakai masker yang berada dalam genggamannya.

"How? Good, right?" (Bagaimana? Bagus, bukan?) Tanya Siddharth setelah memakai maskernya dengan sempurna.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang