Prolog

1.1K 34 25
                                    

Welcome to my new story!🥳 I hope you'll enjoy it. And happy reading!🤗

••

Ketika kau berada di hadapanku. Rasanya aku tak ingin melepaskanmu.
~~~

••

Pemandangan yang tersuguh sukses membuat dahi gadis itu mengerut, bingung. Matanya menyipit kala bola matanya merotasi menelusuri setiap sudut ruangan bernuansa cream itu. Ruangan dengan ukuran 6 m × 6 m ini menampung banyak barang mewah.

Sebuah tempat tidur king size berwarna putih tertata dengan rapi. Di sampingnya ada sebuah nakas berwarna putih. Di sisi kanan tempat tidur terdapat sofa mewah nan elegan berwarna grey, sementara di sisi kirinya terdapat sebuah lemari besar berwarna putih serta sebuah kaca yang cukup besar. Tak jauh dari sana ada sebuah pintu yang dipastikan adalah kamar mandinya.

"Ini bukan kamar aku." Bergumam, sungguh tempat ini sangat asing baginya.

Bola matanya kembali merotasi, menelusuri setiap bingkai foto yang terpajang di dinding yang bernuansa cream itu. Sosok di dalam bingkai itu tak asing lagi baginya, setiap hari ia selalu disuguhkan wajah itu. Meski hanya melalui bingkai foto saja. Pasalnya di kamarnya pun terdapat foto serupa, bahkan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan foto-foto yang ada di ruangan ini.

"Sebenernya ini kamar siapa sih? Ko' fotonya foto dia semua?" Gumamnya bingung. "Lagian kenapa aku bisa ada di sini?" Dahinya semakin mengerut, berusaha mengingat bagaimana caranya ia bisa berada di tempat ini.

Jujur saja ia benar-benar tidak mengingat bagaimana caranya ia bisa sampai di tempat ini. Bahkan ia sama sekali tak mengingat kejadian apapun sebelum ia ada di tempat ini.

Sesuatu menarik perhatiannya. Matanya menyipit, netranya menemukan sesuatu yang tergeletak di nakas. Hanya sesaat ia terdiam, lantas kakinya bergerak mendekati nakas.

Dahinya semakin mengerut kala mendapatkan lembar kertas dimana di dalamnya adalah foto dirinya sendiri. 'Kok ada foto aku di sini sih?' Hal itu membuatnya semakin tidak mengerti. Sebenarnya tempat apa ini? Dia berada di kamar siapa? Dan kenapa ada fotonya disini?

"Syafa?" Panggilan seseorang tertangkap indra pendengarannya. Lantas tubuhnya merotasi demi mencari sang pemilik suara. Dan sungguh ia tak menduga jika netranya akan menemukan sosok yang berada dalam bingkai foto itu.

Tidak, kali ini sosok itu nyata. Dia berbentuk, bukan hanya sekedar wajah yang tercetak dalam sebuah kertas. Dan sangat-sangat nyata di depan mata. Astaga, dia?

"S-- Siddharth-- Nigam?" Tercekat napasnya, hingga laju suaranya ikut tersendat. Susah payah ia menelan salivanya kala pria itu bergerak mendekat ke arahnya.

Sungguh, fungsi pernapasannya semakin terganggu saat berhadapan dengan pria itu. Berdentum keras, jantungnya mulai menggila di dalam sana. Bola matanya mengkilat, fungsi berkedipnya seolah hilang hingga menimbulkan rasa panas.

Sementara pria itu hanya terdiam, menampilkan senyuman yang begitu manis. Nyala coklat terangnya mengikat lekat gadis di hadapannya yang tengah dilingkupi syok karena kehadirannya yang mendadak.

"Ka-- Kamu kok bisa ada disini?" Masih terbata-bata. Sungguh, Syafa sangat salah tingkah ditatap sedemikian rupa.

Tak mendapatkan respon dari lawan bicaranya ini, Syafa menghempaskan nafas kasar. Sekilas menutup matanya, ia mencoba mengendalikan laju pernapasannya yang mulai menimbulkan rasa sesak di dada.

Kembali terbuka matanya, dan netranya langsung disuguhkan oleh senyuman yang masih setia bertengger dengan begitu manis dan menenangkan.

"I mean. Why are you here?" (Maksudku. Kenapa kamu bisa ada disini?) Menanyakan hal yang sama, namun ia meralat bahasa yang digunakannya. Ia yakin, pria dihadapannya ini tidak mungkin memahami pertanyaannya yang pertama.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang