23. It's You, Siddharth

76 10 9
                                    

Kamu bertanya semua tentang dirimu sendiri. Tapi kamu sama sekali tidak menyadarinya.
~~~

Happy reading, guys!🤗

••
Seperti yang dikatakan Dokter, bahwa keadaan fisik Siddharth sangatlah baik dan akan segera pulih dengan cepat. Itu terbukti. Siddharth hanya perlu dirawat selama dua hari saja di rumah sakit. Hari ketiganya, Siddharth sudah dibolehkan untuk kembali ke rumah.

Mobil berwarna putih yang dikendarai Abhishek menepi tepat di halaman rumah megah bernuansa cream itu. Setelah Abhishek mematikan mesin mobilnya, satu persatu semua orang turun dari mobil.

Baru saja turun dari mobil, pandangan Siddharth langsung terikat pada bangunan megah yang menjulang di hadapannya itu. Dahinya mengerut, tanda ia merasa asing dengan tempat itu. Jujur saja ia tahu bahwa ini bukan di India, melainkan di Indonesia. Tapi tetap saja, Siddharth merasa aneh dengan rumah itu.

"Come on, Siddharth. We're in." (Ayo, Siddharth. Kita masuk.) Ajak Vibha memecah lamunan Siddharth.

"Haan, Mommy." (Ya, Ibu.) Balas Siddharth.

Serempak semua orang melangkahkan kaki memasuki rumah.

Vibha, Abhishek, Vaishnavi dan Shaka sudah memasuki rumah dan melewati muka pintu. Sementara Siddharth, tiba-tiba saja langkahnya terhenti di depan muka pintu. Membuat Syafa yang berada di belakangnya refleks ikut menghentikan langkahnya.

"What's the matter, Siddharth? Why did you stop?" (Ada apa, Siddharth? Kenapa kamu berhenti?) Tanya Abhishek saat Siddharth tak kunjung melanjutkan langkahnya kembali. "Come on in." (Masuklah.) Lanjutnya.

"Aren't you guys going to do a welcoming ritual for me? I just came back home after being discharged from the hospital, right?" (Apakah kalian tidak akan melakukan ritual penyambutan untukku? Aku baru kembali ke rumah setelah keluar dari rumah sakit, kan?) Tanya Siddharth sekaligus mengingatkan.

Namun ucapannya itu justru membuat semua orang tersentak. Pandangan semua orang terhadap Siddharth berubah tajam. Haruskah mereka melakukan ritual penyambutan untuk Siddharth? Saat ini Siddharth beragama Islam, kan? Sementara ritual penyambutan itu hanya diperuntukan bagi orang yang memeluk agama Hindu.

Mereka melupakan satu hal. Saat ini pria yang bersama mereka bukanlah Siddharth yang telah merubah keyakinannya demi menghalalkan Syafa. Kini pria itu telah kembali menjadi seorang Siddharth Nigam yang sejatinya memiliki keyakinan penuh terhadap agama dan tradisi Hindu.

Jujur saja hal itu kembali mengundang satu beban lagi untuk menghantam dinding hati Syafa. Namun lagi-lagi Syafa hanya bisa menghela nafas dalam demi menguatkan dirinya.

Sejenak Syafa terdiam dan tertunduk. Kemudian kakinya bergerak, melangkah memasuki rumah untuk mengambil piring pemujaan yang dibutuhkan untuk melakukan ritual penyambutan untuk Siddharth.

Namun, sebelum kakinya sukses memasuki rumah, terpaksa pergerakannya harus terhenti saat tiba-tiba Siddharth mencekal pergelangan tangannya. Refleks Syafa menatap tajam tangannya yang tengah digenggam erat oleh Siddharth.

Pandangan Syafa terangkat. Menatap wajah Siddharth dengan tajam. Sorotan matanya menyiratkan syok dan bingung atas apa yang dilakukan Siddharth.

"Where are you want to go?" (Kamu mau kemana?) Tanya Siddharth yang justru membuat kerutan di kening Syafa semakin jelas.

"Me? I'll go in and get the Aarti plate." (Aku? Aku akan masuk dan mengambil piring Aarti.) Jawab Syafa seadanya.

"You will walk into the house just like that?" (Kamu akan masuk begitu saja ke dalam rumah?) Tanya Siddharth yang membuat Syafa semakin bingung.

About STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang