Danger Boy 37

78.4K 6.1K 425
                                    

Welcom, apa kabar semuanya? Semoga dimana pun kalian berada tetap dalam keadaan sehat❤

Aku up cepet seneng gak?
Kalo up seminggu dua kali boleh gak?

ENJOY

HAPPY READING❤😍

Rangga menghela napas, "Sayang..."

"Gak mau!"

"Janji cuman sebentar," ucap Rangga seraya berusaha melepaskan cekalan tangan mungil gadisnya yang melilit dipinggangnya.

"Gak boleh pergi! Pokoknya gak boleh!"

"Kalo pergi aku marah."

"Aku gak mau ketemu kamu lagi."

"Gapapa," sahut Rangga yang kelewat santai.

"Kok gitu?" Kedua bola mata gadis itu berkaca-kaca.

"Apa?"

"Kamu seneng kalo gak ketemu sama aku?"

"Hm,"

Plak.

"Tuh 'kan jahat, kamu gak sayang aku," ujar Zea sembari menabok punggung kekasihnya. Buang-buang tenaga saja.

"Makanya biarin aku keluar, janji cuman sebentar," ucap Rangga.

"Gak mau, gak boleh, disini aja temenin aku," gadis itu tetap keukeuh tidak mengizinkan kekasihnya pergi.

"Amoor..."

"Lumindo..." Zea mengikuti gaya bicara kekasihnya.

"Sayang..."

"Sayang..."

Diam-diam Rangga menahan senyum mendengar gadisnya mengucapkan kata 'sayang' untuk pertama kalinya.

"Apa senyum-senyum?"

Rangga menetralkan mimik wajahnya menjadi datar kembali.

"Turun, aku pulang dulu."

Buru-buru tangan Zea kembali melilit dipinggang Rangga kali ini lebih erat.

"Kata aku nggak ya nggak ih, denger gak?!" Gas Zea.

Nampak ketua Elang itu menghela napas gusar, "Oke, tidur sekarang!"

"Tuh sekarang malah marah-marah," Zea menatap mata kekasihnya.

Drama apa lagi ini? Rangga hanya menyuruh gadisnya untuk tidur, tidak ada kata marah sedikit pun.

"Tidur atau aku tinggal?" Ancam Rangga.

Zea menecbikkan bibirnya sebal. Tidak bisakah kekasihnya ini mengerti? Jika dirinya ingin bermanja-manja dengan Rangga.

"Gak suka. Kamu jahat!" Gumam Zea sambil turun dari pangkuan Rangga dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur king size dengan posisi telungkup.

Dengan penuh kelembutan Rangga mengusap-usap kecil kepala gadisnya, "Besok kita jalan-jalan, sekarang tidur," ujar Rangga. Semoga saja besok gadisnya sudah benar-benar sembuh.

Tak lama terdengar dengkuran halus, tanda gadisnya sudah terlelap dengan nyenyak. Rangga mengecup kilas dahi gadisnya, lalu ia beranjak dari kasur. Setelah mengambil jaket dan kunci motornya, barulah Rangga keluar dari kamar gadisnya.

"Bun, aku pamit pulang," ucap Rangga sambil mendekat ke arah Resha. Kebetulan Tesha juga tengah bersama Resha.

"Udah tidur, Zeanya?" Tanya Resha.

Danger Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang