DANGER BOY 46

76.8K 6.5K 643
                                    

See haiiii! Aku tepatin ucapan aku yaaa up malem ini plus double up!

Ada yang kangen Rangga?
Ada yang kangen Zea?
Apa kangen aku?

Siap gigit telunjuk yaaaa!!

FOLLOW AKUNNYA DULU BAGI YANG BELUM!

ENJOY



















Di tampar, di cambuk, malam ini Zea merasakan semuanya. Tubuh yang tadinya putih bersih kini penuh dengan luka lebam dan darah yang mengalir. Tubuhnya bergetar hebat kala seseorang menyiramnya dengan air es. Dingin dan perih yang kini tengah Zea rasakan.

Dalam hati ia terus merapalkan do'a semoga ada orang yang membawanya keluar dari ruangan gelap ini.

"Sh-top... sh-sakit..." lirih Zea.

"Stop! Lo udah kelewatan!" Bentak Brian tepat wajah Cellyn.

"Minggir, sialan! Gue belum puas buat dia menderita!" Cellyn menepis kasar kedua tangan Brian yang menyentuh bahunya.

Brian tidak menyangka jika Cellyn akan berbuat senekat ini, awalnya wanita itu hanya meminta bantuan kepadanya untuk membawa Zea. Yang membuat Brian percaya Cellyn menangis tersedu meminta Brian untuk membawa Zea ke hadapannya dengan alasan ia ingin meminta maaf, ia menyesal karena sudah mengganggu hubungannya dengan Rangga, ia juga menyesal telah menusuk Zea waktu itu.

Karena tidak tega, akhirnya Brian menuruti kemauan Cellyn, dengan perjanjian, Cellyn tidak boleh menyakiti Zea. Dan Cellyn mengiyakan ucapan Brian.

Namun, siapa sangka jika wanita berbadan dua ini melakukan hal yang sangat di luar dugaan. Ingin menolong pun tak bisa, karena tubuh Brian di tahan oleh dua orang suruhan Cellyn.

Brian mengenal Cellyn dulu, sejak mereka masih SMP, dan siapa sangka mereka di pertemukan kembali. Awalnya mereka hanya mengobrol biasa, hingga Brian bicara kepada Cellyn bahwa ia tengah menyukai seseorang.

Setelah mengetahui siapa seseorang yang Brian sukai, awalnya Cellyn terkejut namun tak selang lama ia memanfaatkan situasi itu.

Cellyn mengalihkan pandangannya seraya terkekeh sinis, "Lo gak pernah berubah, ya? Kapan lo pinter, Brian?"

Brian mengepalkan kedua tangannya, "Cukup, Cell!"

"Apa? Cukup? Lo pikir gue bakal sia-siain kesempatan emas ini? Not bad, Brian."

"Lo itu bodoh!" Ucap Cellyn seraya meraba dada bidang Brian, "Lo suka si buluk ini? Gue mau lo buat hidup dia hancur sehancur-hancurnya, buat, Rangga benci sama dia," Cellyn menunjuk ke arah Zea yang tengah menangis sesenggukkan.

"Jadi, selama ini gini kelakuan lo? Jadi jalang, jadi pelakor juga?!" Ucap Brian menohok.

"GUE MINTA LO HANCURIN DIA, BUKAN BANYAK NGEBACOT!" Murka Cellyn.

"Sampai kapanpun gue gak akan pernah sakitin, dia!" Tegas Brian.

"Bodoh, bodoh," Gumam Cellyn, "Oke, kalo lo gak mau turutin apa yang gue mau, gue pastiin lo gak akan bisa liat dia lagi," Cellyn mengeluarkan pistol dan di arahkan tepat area jantung Zea.

"Mau lo apa, hah? Sekalipun lo bunuh, Zea, Rangga gak akan pernah sudi sama jalang kayak lo!" Kedua mata Brian menatap tajam ke arah Cellyn.

"Seenggaknya, kita sama-sama gak bisa miliki, Rangga," Gumam Cellyn.

Danger Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang