DANGER BOY 5

167K 13.9K 1.2K
                                    

Haii Haiii Jangan Lupa Vote sebelum membaca🤗❤


Happy Reading❤

Hari ini adalah hari minggu, hari yang paling dinantikan para pelajaran maupun pekerja. Seperti gadis satu ini yang masih terlelap manja dengan tubuh yang terbalut selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya.

Drtt.. Drrtt..

Tidurnya terasa terusik ketika mendengar suara dering ponsel. Bulu matanya mengerjap beberapa kali menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam matanya. Dengan malas Zea mengambil ponsel yang gadis itu simpan di atas nakas.

"Ganggu ih, orang lagi tidur juga," gadis itu menggerutu sembari menggeser layar ikon berwarna hijau tanpa melihat siapa nama yang tertera di layar ponselnya.

"Bangun, sepuluh menit lagi aku sampe."

Siapa ini?

Zea menatap layar ponselnya, detik itu juga gadis itu membanting asal ponsel kemudian berlari ke kamar mandi. Menyesal, menyesal Zea mengangkat telepon itu, jika tahu yang menghubunginya itu Rangga si iblis, sudah pasti Zea akan menolaknya.

"Hufthh..." gadis itu menghembuskan napasnya lega kala sudah menyelesaikan ritual mandi sebelum waktu habis. Zea nampak begitu cantik dengan memakai jumpsuit yang panjangnya hingga lutut. Rambutnya di cepol atas membuat gadis itu seperti balita.

"AS--kaget ih," refleks Zea menghindar karena tiba-tiba ada yang memeluk lehernya.

"Lepas, geli."

Seolah tuli, Rangga terus menduselkan wajahnya ke leher jenjang nan putih gadis itu. Aroma shampo yang sangat memabukkan membuat Rangga merasa sangat nyaman. Sepertinya gadis itu suka memakai parfum beraroma vanila.

"Kamu kenapa kesini?" Tanya Zea saat Rangga ikut duduk di sampingnya.

"Kita pergi."

"Kemana?"

"Jual kamu," Rangga menyahut santai.

"Kamu gila?!" Gadis itu berteriak.

"Yeah, i'm crazy because you," bisik Rangga purau.

Kening Zea mengerut, "Emang bisa gila karena aku?"

"Bisa."

"Gimana?"

"Kalo kamu pergi dari dunia ini," jawab Rangga lalu mengecup pipi bulat gadisnya.

"Ayo," ajak Rangga.

"Nggak mau dijual," cicit gadis itu membuat Rangga mengulum senyum karena ucapannya benar-benar dianggap serius.

"Mereka udah nunggu, ayo," Rangga menarik pergelangan tangan gadis itu.

"Gak mau ih, takut!" Berontak Zea sembari berusaha melepaskan cekalan dari tangan kekar itu.

"Berisik!"

"G-gak mau..."

"Masuk!" Rangga mendorong pelan punggung gadis itu agar segera masuk ke dalam mobil.

Hening itulah keadaan didalam mobil ini. Keduanya hanya diam, fokus dengan pikirannya masing-masing. Termasuk Zea, gadis itu kini tengah merasa gelisah karena ucapan lelaki yang berada disebelahnya. Apakah benar Zea akan dijual? Jika benar, bagaimana nasibnya nanti?

Lamunannya terbuyar ketika Rangga memegang pergelangan tangannya. Tatapan keduanya bertemu, Rangga menganggukkan kepalanya agar gadis itu segera turun. Dan Zea hanya menurut.

Danger Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang